dc.description.abstract | Telah dilakukan penelitian tentang pengolahan air gambut menggunakan metode koagulasi-flokulasi dengan bantuan koagulan alami kacang kedelai (Glycine max L.) yang diekstrak dengan 1.0 M NaCl dan akuades. Variasi dosis biokoagulan yang digunakan adalah 4, 6, 8, dan 10 mL/500 mL. Performa biokoagulan ditunjukkan dengan SVI (sludge volume index) dan sludge mass, sedangkan performa proses koagulasi-flokulasi ditunjukkan dengan nilai penurunan kekeruhan, TDS (total dissolved solid), konduktivitas listrik (EC), pH larutan dan intensitas cahaya (efek Tyndall). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kacang kedelai menggunakan NaCl dengan dosis koagulan 4 mL dan 6 mL memiliki performa lebih baik dibandingkan dengan ekstrak kacang kedelai menggunakan akuades, dengan nilai SVI pada kisaran 15,89 – 23,10 mL/g dan sludge mass pada kisaran 94,37 – 95,60%. Proses koagulasi-flokulasi menggunakan ekstrak kacang kedelai dengan NaCl pada dosis tersebut memberikan hasil penurunan kekeruhan, TDS, dan EC berturut-turut sebesar 98,52 – 99.40 %; 542 – 796 mg/L; dan 1,14 – 1,66 mS/cm, pH 7,4, dan kenaikan intensitas cahaya dari 440,67 Lux menjadi 626,00 Lux. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kacang kedelai yang diekstrak menggunakan NaCl dengan dosis biokoagulan 4 mL dan 6 mL dapat digunakan dalam mengolah air gambut menjadi air bersih sesuai standar Permenkes RI No.37 Tahun 2017 yaitu pH 6,5-8,5, kekeruhan 25 NTU dan TDS 1000 mg/L.
Kata kunci: Air gambut, Koagulasi-flokulasi, Kacang kedelai (Glycine max L.) | en_US |