Show simple item record

dc.contributor.advisorDyah Hendrawati S.T., M.Sc
dc.contributor.author16512104 Nailiya Wuddatil Chusna
dc.date.accessioned2021-08-05T07:13:57Z
dc.date.available2021-08-05T07:13:57Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/31374
dc.description.abstractKudus merupakan kota santri dan pelajar yang diantaranya merupakan penyandang difabel. Menurut data dari Dinas Kesehatan Sosial Provinsi I Jateng Tahun 2018, terdapat 900 penyandang tunanetra dari berbagai rentang usia yang berada di Kota Kudus dengan 180 orang merupakan anak penyandang tunanetra dan belum ada fasilitas khusus penyadang tunanetra berupa fasilitas pendidikan untuk anak penyandang tunanetra dikarenakan hanya tersedia fasilitas pendidikan untuk rentang usia remaja hingga dewasa penyandang tunanetra. Melihat hal tersebut maka perlu adanya perancangan Sekolah Luar Biasa Anak Penyandang Tunanentra dengan penekanan pada Universal Design atau pada kemudahan dalam menjangkau, mengggunakan fasilitas yang ada secara mandiri tanpa perlu adanya bantuan dari orang lain. Berdasarkan data dan kajian maka persoalan perancangan adalah (1) Bagaimana dapat merancang bangunan yang dapat mereduksi kebisingan sehingga tidak mengganggu pembelajaran dan pelatihan, (2) Bagaimana merancang tata ruang dan sirkulasi yang sehat secara fisiologis sebagai media stimulus indera, (3) Bagaimana merancang bukaan yang mengoptimalkan pencahayaan dan penghawaan alami dengan konteks site memiliki kebisingan tinggi. Setelah dilakukan analisis, ekplorasi dan uji desain dengan menggunakan Velux dan Flow Design untuk mengetahui standar tingkat pencahayaan setiap ruang dan pergerakan angin agar memasuki bangunan maka dihasilkan rancangan SLB anak tunanetra yang berupa komplek massa gabungan pola massa majemuk dan sederet yang dapat memaksimalkan angin masuk kedalam bangunan yang orientasinya dibuat miring dengan muka terkecil mengarah barat sehingga sisi bangunan tidak terkena panas secara langsung. Antar massa dihubungkan dengan selasar yang sekaligus sebagai stimulus indera, karena itu selasar dibuat dengan pola sirkulasi linear yang dapat mengelilingi komplek massa, terdapat fasilitas pembantu guiding block dan handrail, dinding-dinding roster untuk merangsang indera perabaan, dan terdapat beberapa tanaman yang dapat dijadikan sebagai penanda massa satu dengan massa lainnya. Untuk konsep perduksi kebisingan akan disediakan jalur hijau yang diletakan diarea dengan kebisingan terbesar, pengelompokan ruang sesuai fungsi dan kebutuhan bising, dan juga penambahan pengganjal akustik pada ruang yang mebutuhkan ketenangan. Konsep mengoptimalkan penghawaan alami dengan cara adanya pemanfaatan angin untuk cross ventilation dan desain lubang angin pada atap menghadap ke arah timur yang merupakan arah datangnya angin terbesar sehingga angin dapat memasuki bangunan. Konsep mengoptimalkan pencahayaan alami dengan cara adanya penambahan lightshelf pada bukaan yang dapat memasukan cahaya hingga sudut dan menghasilkan pencahayaan yang merata dikarenakan anak penyandang tunanetra sensitif terhadap cahaya yang menyebabkan akan mengganggu pembelajaran. Diharapkan rancangan Sekolah Luar Biasa Anak Penyandang ini mampu mempermudahkan pergerakan anak penyandang tunanetra didalam komplek bangunan dan juga untuk memberikan kesan aman dan nyaman pada lingkungan pendidikan Kata Kunci : Anak Penyandang Tunanetra, Sekolah Luar Biasa, Kota Kudusen_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectAnak Penyandang Tunanetraen_US
dc.subjectSekolah Luar Biasaen_US
dc.subjectKota Kudusen_US
dc.titlePerancangan Sekolah Luar Biasa Anak Penyandang Tunanetra Di Kudus Dengan Pendekatan Universal Designen_US
dc.Identifier.NIM16512104


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record