dc.description.abstract | Pertambahan usia, kondisi diabetes melitus, dan kondisi penuaan berkaitan erat dengan beberapa penyakit kardiovaskular. Penelitian terkait ketebalan aorta akibat pertambahan usia, kondisi diabetes melitus, dan penuaan sudah banyak dilakukan, namun hasilnya masih kontroversional. Tujuan penelitian ini untuk melihat perbedaan ketebalan atrium akibat pertambahan usia, kondisi diabetes melitus yang diinduksi Streptozotocin, dan penuaan yang diinduksi D-Galaktosa.
Metode: Jenis penelitian berupa eksperimental dengan pendekatan posttest only control group design. Tikus Wistar betina berusia 4 bulan dibagi menjadi 6 kelompok. Kelompok tikus usia 8 bulan (K1), kelompok tikus usia 12 bulan (K2), kelompok tikus usia 18 bulan (K3), kelompok tikus usia 33 bulan (K4), kelompok tikus usia 4 bulan diinduksi STZ (K5), kelompok tikus usia 4 bulan yang diinduksi STZ(K6). Setiap kelompok terdiri dari 4 ekor Tikus Wistar betina. Preparat dengan pewarnaan HE diamati pada 2 Lapang Pandang (LP) dengan perbesaran 40x. Ketebalan atrium diukur menggunakan Image Raster 3.0. Data diolah menggunakan SPSS dengan uji one way
ANOVA.
Hasil: Jumlah rata-rata ketebalan atrium pada K1, K2, K3, K4, K5 dan K6 adalah 941± 527; 1131±436; 428±123; 874±367; 885±412; 875±86 (p=0.362)
Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan rata-rata ketebalan atrium pada kelompok berbagai usia, diabetes melitus, dan penuaan. | en_US |