| dc.description.abstract | Prevalensi pediculosis terbanyak berasal dari kalangan anak-anak dengan kisaran usia 3-11 tahun. Penyakit ini merupakan penyakit kulit kepala akibat infestasi tungau atau lice spesies Pediculus humanus var. Capitis. Pengobatan pediculosis banyak menggunakan bahan kimia, sedangkan anak-anak umumnya masih rentan terhadap paparan bahan kimia. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh infusa kulit jeruk purut (citrus hystrix D. C) pada mortalitas Pediculus humanus capitis sehingga dapat dijadikan alternatif pengobatan.
Metode: penelitian menggunakan true-experimental dengan post-test only with control group design. Kutu kepala dibagi dalam 5 kelompok dan tiap kelompok berisi 10 ekor kutu. Kelompok uji terdiri dari kontrol negatif (P0), kontrol positif (P1), infusa konsentrasi 20% (P2), infusa konsentrasi 30% (P3) dan infusa konsentrasi 40% (P4). Uji penelitian diulang sebanyak 5 kali sesuai dengan rumus replikasi Federer. Pengamatan dilakukan selama 5 jam dan dicatat jumlah kutu yang mati dengan indikator tidak bergeraknya kutu baik secara pengamatan maupun provokasi. Selanjutnya dilakukan analisis data dengan software statistik.
Hasil: Rerata persentase kematian kutu setelah jam ke 5 pada 5 kali pengulangan; 0% (P0), 100% (P1), 24% (P2), 36% (P3), 48% (P4). Hasil analisis uji ANOVA pada kematian kutu rambut menunjukkan terdapat perbedaan signifikan antar kelompok uji (p < 0,01). Pada uji post hoc Tamhane’s terdapat perbedaan signifikan antara kelompok infusa dengan kontrol (p < 0,05) kecuali antara kelompok P2 dengan P0.
Kesimpulan: Pemberian infusa kulit jeruk purut (Citrus hystrix D. C) berpengaruh terhadap mortalitas kutu rambut (Pediculus humanus var. Capitis). | en_US |
