dc.contributor.advisor | Prof.Dr.dr. H.Soewadi.MPH, Ph.D, Sp.KJ(K) | |
dc.contributor.author | Ridlo, Lathifa Nafi’a | |
dc.date.accessioned | 2021-07-21T13:35:40Z | |
dc.date.available | 2021-07-21T13:35:40Z | |
dc.date.issued | 2019-04-23 | |
dc.identifier.uri | https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/30688 | |
dc.description.abstract | Diabetes melitus adalah penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan kelainan metabolisme karbohidrat, lipid, dan asam amino sebagai akibat penurunan sekresi insulin atau karena berkurangnya sensitivitas sel insulin di dalam tubuh. Pada tahun 2015, Indonesia menempati peringkat ke tujuh di dunia untuk prevalensi penderita diabetes tertinggi di dunia. Penderita DM beresiko lebih besar terhadap gangguan depresi. Depresi dapat meningkatkan kandungan glukosa darah karena stress menstimulus organ endokrin untuk mengeluarkan ephinefrin, ephinefrin mempunyai efek yang sangat kuat dalam menyebabkan timbulnya proses glikoneogenesis didalam hati, sehingga akan melepaskan sejumlah besar glukosa ke dalam darah dalam beberapa menit.
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara tingkat depresi dengan kadar glukosa darah sewaktu (GDS) pada penderita diabetes melitus tipe 2 di klinik PROLANIS dokter keluarga Ngemplak Sleman.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subyek adalah pasien diabetes melitus yang rutin kontrol di PROLANIS Ngemplak. Besar sempel dalam penelitian 37 subyek. Teknik mendapatkan sampel adalah dengan cara konsekutif sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Hamilton Depression Rating Scale (HDRS) dan pengukuran Glukosa Darah Sewaktu (GDS) menggunakan glukometer.
Hasil: Hasil uji hipotesis Chi-Square menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat depresi dengan kadar glukosa darah penderita diabetes melitus tipe 2 dengan nilai significancy (p = 0,006). Prevalensi Depresi ringan sebanyak 40,5% dan prevalensi depresi sedang sebanyak 59,5%. Sebagian besar responden memiliki kadar glukosa darah tidak terkontrol. Hasil Uji Regresi logistik dari kadar glukosa darah terhadap HDRS (tingkat depresi) memiliki nilai Wald terbesar dengan nilai significancy 0,027 (< 0,05).
Kesimpulan:Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat depresi dengan kadar Glukosa Darah Sewaktu (GDS) pada penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Klinik PROLANIS Dokter Keluarga Ngemplak Sleman. | en_US |
dc.publisher | UII | en_US |
dc.subject | Kata Kunci: Diabetes Melitus, Tingkat Depresi, Kadar Glukosa Darah Sewaktu | en_US |
dc.subject | Kadar Glukosa Darah Sewaktu | en_US |
dc.subject | Tingkat Depresi | en_US |
dc.subject | Diabetes Melitus | en_US |
dc.title | Hubungan Tingkat Depresi Dengan Kadar Glukosa Darah Sewaktu (Gds) Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Klinik Prolanis Dokter Keluarga Ngemplak Sleman | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |