dc.description.abstract | Antibiotik merupakan obat paling banyak digunakan di ruang rawat intensif. Studi sebelumnya menunjukkan 30%-60% penggunaan antibiotik kurang optimal (tidak tepat indikasi dan tidak tepat dosis) yang berpotensi menyebabkan resistensi antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiprofilpenggunaan antibiotik, profil bakteri, profil resistensi dan sensitivitas antibiotik, sertarasionalitas penggunaan antibiotik dengan metode Gyssens di unit perawatan intensif. Review artikel ini dilakukan dengan pencarian literatur menggunakan media elektronik seperti Googgle Scholardan Pubmed. Kata kunci yang digunakan dalam pencarian literatur yaitu “antibiotik, “resistensi”, “sensitivitas”, “infeksi”, “unit perawatan intensif”, dan “bakteri”dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa inggris berupa antibiotic,resistance,sensitivity,intensive care unit,danbacteria. Hasil penelusuran artikel diperoleh sebanyak 60 artikel namun hanya 27artikel yang sesuaidengan kriteria inklusi. Dari 27 artikel tersebut dianalisis berdasarkan profil penggunaan antibiotik (15 artikel), profil bakteri (15 artikel),profil resistensi dan sensitivitasantibiotik(13 artikel) serta profil rasionalitas penggunaan antibiotik (5 artikel). Profil penggunaan antibiotik 3 teratas ialahSeftriakson 29%, Meropenem 21,7% dan Levofloksasin 5%. Profil bakteri 3 teratas yaitu E. Coli 14,6%, A.Baumanni 9,6% dan P.Aeruginosa 8%.Resistensi yang sering terjadiadalahSefiksim, Sefalotin, Sefoperazon terhadap A. Baumanni dan Sefuroksim terhadap P. Aeruginosa sedangkan antibiotik yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap S. aureus yaitu Gentamisin, Dibekasin, Netilmisin serta Sefaleksin, Kanamisin terhadap S. Epidermidis. Rasionalitas penggunaan antibiotik dengan menggunakan metode Gyssens kategori tertinggi diketahui adalah kategori IVA yang artinya adalah pemilihan antibiotik yang tidak tepat sebanyak 15%.
Kata kunci: Antibiotik, kuman, resistensi, sensitivitas, unit perawatan intensif | en_US |