dc.description.abstract | Kurangnya perhatian pada pendidikan agama Islam tingkat sekolah dasar
kerap dianggap remeh bagi sebagian orang. Metode pembelajaran agama Islam
dapat dikatakan masih kurang karena, metode penyampainnya masih berfokus
menggunakan ceramah yang terkesan kurang menarik bagi anak (Retnadi dkk,
2015), munculnya pandemi COVID-19 juga ikut menambah kurangnya efektifitas
dari pembelajaran.
Dengan adanya hasil tersebut maka dibuatlah solusi yang dapat membantu
sebagai perantara edukasi yaitu gim. Dalam pembuatan gim juga perlu
diperhatikan kebutuhan dari sisi user, maka dari itu digunakanlah pemikiran
desain sebagai solusi. Dalam pemikiran desain berisikan aspek empathize, define,
ideate, prototype, dan test. Dari hasil pengamatan (empathize) didapatkan hasil
(define) bahwa dibutuhkannya metode belajar yang menarik dan dapat membuat
siswa tidak cepat merasa jenuh, maka gim dibuat dengan metode pembelajaran
secara storytelling (ideate). Gim edukasi yang dibuat berisikan 4 materi utama
yaitu kasih sayang, iman kepada Allah SWT, sholat, serta perilaku terpuji. Selain
itu gim dibuat agar dapat berjalan pada handphone khususnya pada sistem operasi
Android.
Dengan adanya gim edukasi sebagai alat bantu ajar terbukti dapat
membantu kegiatan edukasi, hal ini dibuktikan dengan hasil usability test yang
dilakukan kepada responden di SDN Ngoto dengan hasil 9 dari 14 responden
menjawab setuju bahwa gim yang dibuat sudah sesuai dengan materi yang
diajarkan dan dapat membantu kegiatan belajar. Meski gim edukasi yang dibuat
masih jauh dari sempurna, tetapi ide pembuatan gim sebagai sarana belajar
merupakan hal yang tepat dan perlu dikembangkan kembali guna membantu proses
belajar kedepannya. | en_US |