dc.description.abstract | Globalisasi merupakan suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang
terus bergerak dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses kehidupan
manusia. Kehadiran globalisasi dapat membawa pengaruh positif ataupun negatif
terhadap kehidupan suatu negara, termasuk Indonesia. Menghadapi situasi seperti ini,
kesalahan dalam merespon globalisasi bisa berkakibat pada hilangnya budaya lokal.
Kesalahan dalam merumuskan strategi mempertahankan eksistensi budaya lokal juga
dapat mengakibatkan budaya lokal semakin ditinggalkan masyarakat yang kini mulai
kecanduan pada budaya yang dibawa oleh arus globalisasi. Salah satu respon dalam
menghadapi kasus tersebut yaitu dengan mewadahi, memberi fasilitas, dan
menghubungkan kelompok-kelompok komunitas budaya dengan community hub.
Komunitas memiliki peran yang cukup penting dalam menjaga dan mempertahankan
sumber daya yang menaunginya. Dalam kasus ini, Desa Sinduharjo merupakan salah
satu desa budaya yang berada di Kabupaten Sleman, dan memiliki kelompok-kelompok
komunitas seni budaya yang tersebar diberbagai kampung. Perancangan Simpul
Komunitas Budaya di Desa Sinduharjo ini mengintegrasikan antara fungsi simpul
komunitas dan pusat kesenian budaya untuk menarik atensi masyarakat untuk dapat
melirik kesenian budaya yang perlu dilestarikan. Pendekatan arsitektur ekologis menjadi
salah satu solusi pada perancangan. Aspek-aspek yang dapat diterapkan dalam
arsitektur ekologis cukup sesuai untuk dapat mendukung kegiatan yang ada pada
rancangan community hub. | en_US |