Prarancangan Pabrik Vinyl Chloride Monomer dengan Proses Thermal Cracking Kapasitas 160.000 Ton/Tahun
Abstract
Vinyl Chloride Monomer merupakan zat organoklorin yang banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan polimer terutama Polivinyl Chloride (PVC). Kebutuhan VCM diperkirakan akan terus meningkat dengan laju rata-rata 3% selama 2021-2025. Di Indonesia hanya terdapat dua pabrik VCM sehingga kebutuhan VCM di Indonesia tidak hanya dipenuhi dari pabrik dalam negeri namun juga dari import. Pabrik Vinyl Chloride Monomer direncanakan berdiri dengan kapasitas 160.000 ton/tahun berdasarkan perdiksi kebutuhan VCM sehingga dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri dan mengurangi ketergantungan terhadap negera lain. Lokasi pabrik direncanakan didirikan di Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC) dengan pertimbangan dekat dengan laut untuk mempermudah dalam transportasi produk, dekat dengan lokasi bahan baku, ketersediaan utilitas yang memadai dan ketersediaan tenaga kerja. proses thermal cracking merupakan salah satu proses yang digunakan untuk memproduksi vinyl chloride monomer dari ethylene dichloride. Proses ini dipilih karena ketersediaan EDC yang cukup banyak baik dalam negeri ataupun luar negeri sehingga dapat dibeli langsung sebagai bahan baku. Proses thermal cracking Ethylene Dichloride berlangsung pada reaktor plug flow didalam furnace pada suhu 500oC dan tekanan 18 atm. Konversi akan dijaga kurang lebih sebesar 60% dan selektivitas 99%. Pada kondisi tersebut akan diperoleh VCM dengan kemurnian >99,9 & dan produk samping yaitu HCl 30%. pabrik dibangun dekat dengan laut untuk mempermudah transportasi pemasaran dan juga pemanfaatan air laut sebagai air proses, air pendingin, dan pembangkit steam. Sedangkan kebutuhan energi untuk bahan bakar diperoleh dari PT. Perusahaan Gas Negara. Kebutuhan listrik untuk operasional pabrik dipenuhi dari PLN sebagai sumber utama dan generator cadangan. Pabrik juga dilengkapi dengan unit pengolahan limbah. pendirian pabrik vinyl chloride monomer ini memerlukan investasi modal tetap (fixed capital) sebesar US$63.575.824,77 dan modal kerja (working capital) sebesar US$88.510.146. Dari analisa ekonomi diperoleh BEP sebesar 42,04% dan SDP sebesar24,61%. ROI sesudah pajak adalah 32,41%. POT sesudah 10 tahun, keuntungan sesudah pajak sebesar US$20.606.096. Maka, berdasarkan analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa pabrik vinyl chloride monomer ini layak untuk didirikan.
Collections
- Chemical Engineering [1174]