Gambaran Karakteristik Anemia Pada Penderita Tuberkulosis Paru Bta (+) Di Rumah Sakit Paru Respira Yogyakarta
Abstract
World Health Organization menyatakan bahwa Indonesia adalah negara kedua yang menyumbang kejadian TB terbesar di dunia. Pada tahun 2014 angka kesembuhan penderita TB paru BTA (+) di Yogyakarta mengalami penurunan menjadi 75,72% dan pada tahun 2015 terdapat peningkatan 66,80% kasus TB paru BTA (+) di Kabupaten Bantul. TB paru sangat erat kaitannya dengan anemia. Anemia merupakan salah satu indikator yang buruk pada tingkat kesehatan pasien TB dan sering dikaitkan dengan resiko kematian Beberapa penelitian menyatakan tingginya prevalensi anemia pada penderita TB sekitar 16-94%.
Tujuan: Untuk mengetahui gambaran karakteristik anemia pada penderita TB paru BTA (+) di Rumah Sakit Paru Respira Yogyakarta
Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif retrospektif. Subjek penelitian berupa total sampling data rekam medis pasien rawat inap TB paru BTA (+) di Rumah Sakit Paru Respira Yogyakarta periode Januari 2015-Desember 2015 sebanyak 33 orang. Variabel dalam penelitian ini di antaranya adalah usia, jenis kelamin, IMT, tingkat pendidikan, pekerjaan, kadar hemoglobin, angka eritrosit, kadar hematokrit, MCV, MCH, MCHC, dan penyakit komorbid. Uji statistik univariat digunakan sebagai analisis data.
Hasil: Pasien TB paru BTA (+) di Rumah Sakit Paru Respira Yogyakarta periode Januari 2015-Desember 2015 yang menderita anemia adalah sebanyak 22 orang (67%) dengan rata-rata Hb didaparkan sebesar 11,3 g/dl. Jenis anemia tebanyak adalah anemia normokromik normositik (55%).
Kesimpulan: Jenis anemia terbanyak yang terjadi pada pasien TB paru BTA (+) di Rumah Sakit Paru Respira Yogyakarta periode Januari 2015-Desember 2015 adalah anemia normokromik normositik,
Collections
- Medical Education [2281]