Hubungan Antara Aspek Higiene Dengan Keberadaan Telur Cacing Usus Pada Kuku Pedagang Sayur Di Pasar Beringharjo Kota Yogyakarta
Abstract
Kecacingan merupakan penyakit infeksi yang biasa terjadi pada masyarakat terutama di negara tropis dan subtropis disebabkan soil transmitted helminths (STH). Pada tahun 2016 terdapat 165 kasus kecacingan STH di Kota Yogyakarta. Pedagang sayur adalah pekerjaan yang berisiko tertular infeksi kecacingan STH melalui sayuran yang terkontaminasi telur cacing STH kemudian terselip dikuku. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara aspek higiene dengan keberadaan telur cacing pada kuku pedagang sayuran.
Metode. Sampel dalam penelitian ini adalah pedagang sayur Pasar Beringharjo Yogyakarta sebanyak 34 orang diambil dengan metode cross-sectional. Sampel kuku diambil setelah wawancara dengan responden dan diperiksa menggunakan metode sedimentasi dengan NaOH 0,25%. Penelitian ini menggunakan pemeriksaan kuku karena metode ini murah, cepat dan dapat mendiagnosis awal infeksi kecacingan. Wawancara dilakukan untuk mengetahui aspek higiene pedagang sayur. Sampel kemudian diuji dilaboratorium dan diamati menggunakan mikroskop. Hubungan antara aspek higiene dan keberadaan telur cacing kuku pedagang sayur di analisis menggunakan Chi-square test.
Hasil. Pada hasil pemeriksaan kuku pedagang sayur didapatkan hasil 32 (94,2%) sampel negatif dan 2 (5,8%) sampel meragukan. Adapun telur cacing yang meragukan karena ciri-cirinya mirip dengan telur Ascaris lumbricoides. Aspek higiene pedagang sayur Pasar Beringharjo menunjukan bahwa 4 orang (12%) pedagang sayur dikategorikan memiliki higiene yang baik, 19 orang (56%) higiene cukup dan 11 orang (32%) memiliki higiene kurang. Hasil uji Chi-square antara usia dengan keberadaan telur cacing yang meragukan pada kuku pedagang sayur diperoleh nilai p= 0,532 (p>0,05) artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan. Hasil uji Chi-square berdasarkan jenis kelamin dengan keberadaan telur cacing didapatkan p= 0,532 (p>0,05) maka tidak terdapat hubungan yang signifikan. Berdasarkan aspek higienitas dengan keberadaan telur cacing yang meragukan memiliki hasil uji Chi-square sebesar p=0,389 (p>0,05) sehingga tidak terdapat hubungan yang signifikan.
Kesimpulan. (1) Tidak ditemukan telur cacing usus STH pada kuku pedagang sayur di Pasar Beringharjo tetapi didapatkan hasil gambar telur nematoda usus yang meragukan yang mempunyai kemiripan dengan telur cacing Ascaris lumbricoides.(2) Tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, usia dan aspek higiene dengan keberadaan telur nematoda usus pada kuku pedagang sayur di Pasar Beringharjo Yogyakarta.
Collections
- Medical Education [2281]