Perpustakaan Umum di Yogyakarta: Interpretasi Voice of The Master Kahlil Gibran
Abstract
Perkembangan dunia pendidikan berkembang pesat sehingga fungsi perpustakaan tidak dapat dikesampingkan, hanya permasalahannya adalah kurangnya kesadaran akan hadirnya perpustakan di tengah masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang mendatangi toko-toko buku besar yang menyediakan buku bacaaan yang lebih bervariatif. Mereka pada umumnya datang sepulang dari sekolah, pulang kantor, sekedar mengisi waktu luang, bahkan tidak sedikit orang tua yang mengajak anak mereka untuk datang ke toko buku tersebut untuk mengisi hari libur. Meskipun di toko buku tersebut tidak disediakan tempat duduk untuk membaca dan mereka harus membaca dengan berdiri, antusias masyarakat tetap besar untuk mendatangi toko buku tersebut dan bukan mengunjungi perpustakaan, padahal Yogyakarta terkenal dengan kota pelajar, dimana seharusnya perpustakaan menjadi bagian yang pokok. Masyarakat jarang sekali mendatangi perpustakaan daerah, karena kurangnya daya tarik. Sampai saat ini sebagian besar perwujudan bangunan perpustakaan menunujukkan adanya kecenderungan penekanan pada usaha-usaha menghadirkan kesan kedisiplinan dan kewibawaan yang dibawa dari sifat pendidikan formal. Sedangkan Perpustakan adalah sebagai kumpulan buku-buku atau gudang ilmu. Dari sekian banyak jenis buku, diambil dari suatu karya sastra, dan diantara beberapa tokoh karya sastra yang sangat terkenal adalah Kahlil Gibran. Diantara beberapa karya Kahlil Gibran yang banyak mengulas tentang betapa pentingnya arti ilmu adalah "Voice of the Master" yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi "Suara sang Guru". Dengan demikian maka cukup beralasan apabila menjadikan "Voice of the Master" sebagai bagian penting dari konsep rancangan, dimana karya ini akan diterjemahkan ke dalam desain melalui bentuk arsitektural sekaligus sebagai bagian untuk memecahkan permasalahan yang ada dengan memadukan karya sastra sebagai sumber inspirasi dan karakter perpustakaan umum sendiri sehingga bangunan tidak hanya fungsional tetapi juga mempunyai makna filosofis.
Collections
- Architecture [3653]