Pengaruh Oli Bekas sebagai Bahan Peremaja Reclaimed Asphalt Pavement (RAP) terhadap Karakteristik Campuran Split Mastic Asphalt (SMA) 0/11 dengan Serat Rami
Abstract
Reclaimed Ashalt Pavement (RAP) merupakan limbah sisa dari perkerasan jalan yang telah rusak atau umur rencananya sudah habis. Agar material RAP dapat digunakan kembali maka diperlukan bahan peremaja (rejuvenator) untuk mengembalikan sifat dari aspal lama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh oli bekas sebagai bahan peremaja RAP pada campuran aspal bergradasi Split Mastic Asphalt (SMA) 0/11 dengan serat rami terhadap karakteristik Marshall, IRS, ITS, dan Cantabro.
Penelitian ini dimulai dengan pemeriksaan sifat fisik material pada agregat, aspal, dan RAP, kemudian menentukan Kadar Aspal Optimum (KAO) pada variasi kadar peremaja oli bekas 0%, 2%, 3%, 4%, dan 5% terhadap berat aspal lama. Hasil KAO kemudian dilakukan pengujian Marshall, IRS, ITS, dan Cantabro. Pedoman yang digunakan sebagai standar adalah Spesifikasi Bina Marga Tahun 2010, Bina Marga Tahun 1983 dan Asphalt Institute 1993.
Hasil penelitian menunjukan pengaruh penambahan oli bekas sebagai peremaja RAP pada kadar 2%-3% dapat digunakan dalam campuran Split Mastic Asphalt (SMA) 0/11 dengan serat rami. Penggunaan serat rami sebagai serat selulosa pada penelitian ini memiliki pengaruh mengisi dan mengikat ruang antar agregat dan aspal pada campuran. Hasil pengujian Marshall menunjukan bahwa seiring penambahan kadar peremaja kemampuan campuran dalam menahan beban semakin menurun dan kelenturan pada campuran semakin bertambah. Pada pengujian IRS menunjukan penurunan durabilitas pada campuran perkerasan seiring penambahan kadar peremaja dengan nilai IRS 24 jam memenuhi syarat dari Bina Marga sebesar ≥ 90% pada kadar peremaja 0%-3%, sedangkan nilai IRS 48 jam tidak memenuhi syarat pada seluruh variasi kadar peremaja. Pada pegujian ITS nilai ITS uncondition dan ITS condition diperoleh pengaruh penambahan variasi kadar peremaja dapat menurunkan kinerja kuat tarik pada campuran perkerasan dengan nilai ITS optimum berada pada kadar peremaja 2%, sedangkan nilai TSR menurun seiring bertambahnya kadar peremaja. Pada pengujian Cantabro dengan nilai Cantabro Loss pada semua variasi oli bekas memenuhi syarat Bina Marga (2010) ≤ 20 % namun seiring bertambahnya kadar peremaja kemampuan campuran perkerasan terhadap disintegrasi meningkat akibat benturan. Pada penelitian ini sifat kimiawi pada kandungan oli bekas dan serat rami diabaikan, maka untuk penelitian selanjutnya diperlukan pengujian yang lebih mendalam terkait sifat kimiawi yang terkandung pada oli bekas dan serat rami.
Collections
- Civil Engineering [4205]