Evaluasi Peresepan Obat Berdasarkan Indikator WHO (World Health Organization) di Puskesmas Barabai Kalimantan Selatan
Abstract
Pelayanan peresepan obat merupakan salah satu pelayanan kesehatan di puskesmas yang berperan penting dalam keberhasilan terapi pada pasien. Berdasarkan laporan WHO lebih dari 50% penggunaan obat tidak rasional terjadi di seluruh dunia yang disebabkan oleh ketidaktepatan dalam peresepan. Indikator peresepan dan indikator komplementer WHO dapat digunakan untuk menilai ketidakrasionalan tersebut. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi peresepan obat di Puskesmas Barabai Kalimantan Selatan berdasarkan indikator WHO. Metode yang digunakan berupa observasional deskriptif dengan desain penelitian cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif berupa data rekam medik dan data resep sebanyak 417 resep, serta data harga obat di Puskesmas Barabai pada periode Maret, Juni, dan Oktober 2019. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik stratified proportional random sampling. Hasil yang diperoleh adalah jumlah rata-rata item obat tiap lembar resep 2,85, persentase obat yang diresepkan dengan nama generik sebesar 88,10%, persentase peresepan obat dengan antibiotik sebesar 17,24%, persentase peresepan obat dengan sediaan injeksi sebesar 0%, persentase obat yang diresepkan sesuai dengan formularium nasional sebesar 91,72%, rata-rata biaya obat tiap lembar resep sebesar Rp 8.463, dan persentase biaya untuk antibiotik sebesar 11%. Penelitian ini menunjukkan bahwa peresepan obat di Puskesmas Barabai Kalimantan Selatan masih belum sesuai dengan standar WHO, parameter yang belum sesuai adalah rata-rata item obat tiap lembar resep dan persentase peresepan yang sesuai dengan formularium nasional. Sedangkan untuk parameter persentase obat yang diresepkan dengan nama generik, persentase peresepan obat dengan antibiotik, dan persentase peresepan obat dengan sediaan injeksi sudah sesuai dengan standar WHO.
Collections
- Pharmacy [1481]