Show simple item record

dc.contributor.authorFanani, Reza / 13711104
dc.date.accessioned2021-06-29T01:02:13Z
dc.date.available2021-06-29T01:02:13Z
dc.date.issued2017-05-29
dc.identifier.urihttp://hdl.handle.net/123456789/29747
dc.description.abstractNyamuk Culex quinquefasciatus merupakan salah satu vektor penyebab penyakit endemis di Indonesia, yaitu Filariasis. Tingginya angka kejadian Filariasis di Indonesia tidak cukup ditangani hanya dengan mengobati penyakitnya saja, akan tetapi harus membasmi vektornya pula. Nyamuk Cx. quinquefasciatus menyukai tempat yang terdapat air, terutama air yang memiliki warna dan kotor, diantaranya adalah kolam ikan, septic tank, air limbah tekstil, air cucian beras, air selokan, dan air sawah. Pengetahuan tentang perkembangan nyamuk di berbagai media perkembangbiakan berguna untuk pengelolaan vektor. Tujuan: Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan jumlah rakit telur, persentase perkembangan, serta waktu perkembangbiakan nyamuk Cx quinquefasciatus pada media air sablon, air cucian beras, air selokan, dan air sawah. Metode Penelitian: Penelitian ini adalah eksperimen sederhana, dengan total jumlah nyamuk 56 ekor (40 nyamuk betina dan 16 nyamuk jantan) yang dibagi kedalam 4 sangkar nyamuk yang disediakan media perkembangbiakan. Jumlah rakit, telur, larva, nyamuk dewasa, serta waktu perkembangan dinilai dengan pengamatan langsung dan dihitung menggunakan counter. Data dicatat kedalam tabel pengamatan, kemudian disajikan dalam bentuk tabel hasil penelitian dan dijelaskan secara deskriptif. Hasil Penelitian: Media air cucian beras mengandung rakit dan cangkang telur paling banyak, namun pada media air sablon terjadi penetasan telur paling banyak dan memiliki larva, pupa, dan nyamuk dewasa paling banyak. Persentase perkembangan larva menjadi pupa terdapat pada media air selokan, sedangkan persentase perkembangan pupa menjadi nyamuk dewasa paling besar pada media air cucian beras dan air sawah. Waktu perkembangan larva pada media air sablon, air cucian beras, dan air selokan adalah sama, sedangkan pada media air sawah terjadi keterlambatan. Waktu perkembangan pupa menjadi dewasa paling cepat terjadi pada air cucian beras dan air selokan. Kesimpulan: Media perkembangbiakan mempunyai pengaruh terhadap jumlah rakit telur, persentase perkembangan, serta waktu perkembangan pradewasa nyamuk Culex quinquefasciatus.en_US
dc.description.sponsorshipDr. Siti Isti’anah M.Sc,en_US
dc.publisherUIIen_US
dc.subjectwaktu perkembanganen_US
dc.subjectrakit teluren_US
dc.subjectCulex quinquefasciatusen_US
dc.subjectMedia perkembangbiakanen_US
dc.titlePengaruh Media Perkembangbiakan Terhadap Jumlah Rakit Telur Dan Perkembangan Pradewasa Nyamuk Culex Quinquefasciatusen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

FilesSizeFormatView

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record