Analisis dan Koordinasi Antar Simpang Bersinyal (Studi Kasus : Simpang Ngabean dan Simpang Wirobrajan Yogyakarta)
Abstract
Meningkatnya volume kendaraan tidak diimbangi dengan berkembangnya ruas jalan yang memadai. Sehingga tidak heran bila di daerah kota sering terjadi kemacetan karena padatnya lalu lintas. Salah satu hal yang harus diperhatikan untuk melancarkan arus lalu lintas adalah persimpangan. Simpang Ngabean dan Simpang Wirobrajan Yogyakarta di ruas jalan RE Martadinata merupakan contoh simpang bersinyal di daerah kota yang sering menimbulkan kemacetan.
Salah satu bentuk rekayasa lalu lintas untuk mengurangi kemacetan adalah dengan koordinasi antar simpang bersinyal. Pada penelitian ini, analisis perhitungan kinerja simpang bersinyal mengikuti pedoman MKJI 1997. Survei lapangan dilakukan pada jam sibuk di hari Senin (weekday) dan Sabtu (weekend), kemudian dicari jam puncaknya. Volume pada jam puncak digunakan untuk perhitungan kinerja simpang kondisi eksisting. Setelah mengetahui kinerja simpang kondisi eksisting, selanjutnya membuat perencanaan waktu siklus baru untuk kedua simpang. Waktu siklus baru dengan kinerja terbaik akan digunakan untuk koordinasi kedua simpang. Pemilihan waktu siklus terbaik dengan cara membandingkan nilai derajat kejenuhan (DS), panjang antrean (QL), dan tundaan (Delay).
Pada penelitian ini, dilakukan koordinasi simpang dengan mencari waktu siklus baru. Pada hari kerja, waktu siklus di kedua simpang menjadi 125 detik. Sedangkan pada hari libur waktu siklus di kedua simpang menjadi 95 detik. Dengan menggunakan waktu siklus baru tersebu, kinerja simpang menjadi sedikit lebih baik karena panjang antrean nilai tundaan rata – rata mengalami penurunan. Waktu siklus baru dan koordinasi tersebut hanya akan bekerja optimal jika diterapkan sesuai kondisi masing - masing. Waktu siklus 125 detik akan optimal jika diterapkan pada hari kerja (weekday) karena volume kendaraan yang lebih tinggi. Jika waktu siklus tersebut diterapan untuk hari libur, maka nilai tundaan akan mengalami peningkatan. Sedangkan waktu siklus 95 detik akan optimal jika diterapkan pada hari libur (weekend) karena volume kendaraan yang lebih rendah. Jika waktu siklus tersebut diterapkan pada hari kerja (weekday), maka panjang antrean akan mengalami peningkatan.
Collections
- Civil Engineering [4205]