Show simple item record

dc.contributor.advisorIr. Asmanto Subagyo, M.Sc
dc.contributor.advisorDyah Retno Sawitri S.T., M.Eng
dc.contributor.authorAlvin Ardiani
dc.contributor.authorVia Khoiriyah
dc.date.accessioned2021-06-24T07:41:53Z
dc.date.available2021-06-24T07:41:53Z
dc.date.issued2021-01-21
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/29615
dc.description.abstractAnilin merupakan salah satu produk yang paling banyak digunakan untuk bahan utama industri pembuatan methylene diphenyl diisocynate (MDI). Beberapa industri memanfaatkan anilin sebagai bahan pembuatan urethane, akselerator produksi karet, bahan intermediate untuk herbisida dan pestisida, pembuatan pewarna, dan farmasi yang menyebabkan jumlah konsumsi akan terus meningkat setiap tahunnya. Sampai saat ini negara Indonesia masih terus melakukan impor produk tersebut karena belum adanya pabrik anilin. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirancanglah pabrik anilin dengan kapasitas 85.000 ton/tahun. Anilin dibuat dari bahan baku amonia dan phenol dengan proses amonolisis phenol menggunakan katalis silica-alumina. Proses terjadi di dalam Reaktor Fixed Bed yang berlangsung pada kondisi operasi adiabatis, non-isothermal suhu 377 ºC- 385ºC dan tekanan 16,7 atm. Reaksi berlangsung pada fase gas dan bersifat eksotermis. Pabrik anilin direncanakan akan didirikan di Gresik, Jawa Timur pada tahun 2030 dengan pertimbangan karena dekat dengan kawasan industri dan telah tersedianya sarana penunjang yang baik. Luas area pabrik adalah 33.738 m2. Pabrik anilin ini membutuhkan bahan baku amonia sebanyak 3002,8474 kg/jam yang di peroleh dari Weihui Yubei Chemical Co., Ltd, China dan phenol sebanyak 12745,4814 kg/jam yang diperoleh dari Shanghai Chemical Plant Co., Ltd, China. Kebutuhan energi pada pabrik ini meliputi, kebutuhan listrik sebanyak 455,5310 Kwh, kebutuhan air sebanyak 506.979 kg/jam, kebutuhan udara bertekanan sebanyak 29,9059 m3/jam dan kebutuhan bahan bakar yang diperlukan 444,1391 kg/jam solar. Kelayakan pendirian pabrik kimia di Indonesia memiliki beberapa parameter yang telah diperhitungkan. Berdasarkan tinjauan kondisi operasi dan sifat-sifat bahan yang terlibat di dalam operasi, maka pabrik anilin ini tergolong sebagai pabrik yang tergolong sebagai pabrik beresiko rendah. Hasil evaluasi ekonomi menunjukkan nilai presentase Break Even Point (BEP) adalah 45,45%, Return On Investment (ROI) sebelum pajak adalah 43,90% dan setelah pajak adalah 32,92%, Pay Out Time (POT) sebelum pajak adalah 2 tahun dan setelah pajak adalah 2,5 tahun, Shut Down Point (SDP) 33,02%, laba sebelum pajak adalah Rp119.197.188.634 dan laba setelah pajak adalah Rp89.397.891.475. Dengan demikian pabrik anilin dengan kapasitas 85.000 ton/tahun ini dapat disimpulkan menarik dan layak untuk dikaji lebih lanjut.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectanilinen_US
dc.subjectamoniaen_US
dc.subjectfenolen_US
dc.subjectamonolisis fenolen_US
dc.titlePrarancangan Pabrik Anilin Dari Amonia Dan Fenol Kapasitas Produksi 85.000 Ton/Tahunen_US
dc.Identifier.NIM16521039
dc.Identifier.NIM16521027


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record