| dc.description.abstract | Tanaman belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) merupakan tanaman tropis yang terbukti secara empiris memiliki aktivitas antibakteri. Salah satu penyakit infeksi bakteri yang sering terjadi di Indonesia adalah demam tifoid. Demam tifoid merupakan penyakit yang diakibatkan bakteri Salmonella typhi yang analog dengan infeksi Salmonella typhimurium pada mencit.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak etil asetat daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) terhadap bakteri Salmonella typhimurium FNCC 0047 dengan menilai Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM).
Metode: Penelitian eksperimental laboratorium, dengan menilai Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM) ekstrak etil asetat daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) terhadap bakteri Salmonella typhimurium FNCC 0047. Metode yang digunakan adalah dilusi serial cair dengan 7 konsentrasi yaitu 50%; 25%; 12,5%; 6,25%; 3,12%; 1,56%, dan 0,78% setiap pengujian disertakan 4 kontrol yaitu kontrol ekstrak, kontrol media, kontrol bakteri, dan kontrol antibiotik dilakukan 3 kali pengulangan hasil konsisten.
Hasil: Bakteri Salmonella typhimurium FNCC 0047 dapat dihambat (KHM) pada konsentrasi 6,25%. Pada penelitian ini tidak didapatkan nilai Kadar Bunuh Minimum (KBM) hingga konsentrasi tertinggi yang diuji, yaitu pada konsentrasi 50%.
Simpulan: Ekstrak etil asetat daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) berpotensi sebagai antibakteri terhadap bakteri Salmonella typhimurium FNCC 0047 dengan Kadar Hambat Minimum (KHM) sebesar 6,25% namun pada penelitian ini belum didapatkan Kadar Bunuh Minimumnya (KBM). | en_US |
