| dc.description.abstract | Pengetahuan pasien yang kurang baik tentang penggunaan obat yang benar merupakan hasil yang buruk dari pelayanan pasien, seperti waktu penyerahan obat yang tidak memenuhi standar, pemberian etiket obat dan pemberian informasi obat yang tidak memadai, serta pengetahuan pasien yang kurang tentang obat yang diterima pasien adalah hal kritis yang dapat menyebabkan ketidaktepatan dan ketidakpatuhan dalam menggunakan obat. Evaluasi pelayanan obat dilakukan sebagai salah satu upaya peningkatan penggunaan obat yang benar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelayanan obat berdasarkan indikator pelayanan pasien World Health Organization di Puskesmas Seyegan serta hubungan faktor Karakteristik sosiodemografi dengan pengetahuan pasien tentang penggunaan obat yang benar di Puskesmas Seyegan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan rancangan cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode systematic random sampling. Data diperoleh dari observasi dan wawancara kepada pasien kemudian data dianalisis secara deskriptif menggunakan rumus indikator pelayanan pasien WHO serta dianalisisis statistik menggunakan uji chi-square. Hasil yang diperoleh untuk jumlah rata-rata waktu penyerahan obat sebesar 46,07 detik, persentase obat yang terlayani sebesar 100%, persentase etiket yang berlabel memadai sebesar 100%, dan sejumlah 53,39% pasien memiliki pengetahuan yang benar tentang penggunaan obat. Hasil analisis statistik menunjukan tidak terdapat hubungan antara usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendapatan, dan bahasa terhadap tingkat pengetahuan pasien tentang penggunaan obat yang benar dengan Pvalue >0,10, serta terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dan status pernikahan terhadap pengetahuan pasien tentang penggunaan obat yang benar dengan Pvalue <0,10. Penggunaan obat yang benar masih berada dibawah target WHO, sehingga masih diperlukan peningkatan dalam hal pelayanan obat kepada pasien. | en_US |
