Desain Ulang Simpang Tak Bersinyal Pintu Selatan UPN Yogyakarta dengan Bundaran
Abstract
Kemacetan lalu lintas kendaraan bermotor merupakan masalah utama yang sering dihadapi oleh sejumlah perkotaan di Indonesia. Hambatan kemacetan dapat berupa kondisi jalan tersendat, terhenti, dan tidak lancar yang mempengaruhi kondisi finansial serta emosional para pelaku perjalanan hingga terjadi kecelakaan. Oleh karena itu untuk mengantisipasi kejadian yang tidak terduga, pembangunan bundaran menjadi salah satu solusi alternatif. Alternatif bundaran dinilai dapat mengurangi tingkat kemacetan pada jalan.
Tujuan dalam penelitian ini adalah menghilangkan kemacetan dengan menggunakan sistem bundaran untuk mendapatkan alternatif kemacetan yang terjadi pada Persimpangan Pintu Selatan UPN dengan penggunaan metode MKJI (Manual Kapasitas Jalan Indonesia) 1997.
Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat analitik. Data yang digunakan adalah data primer berupa survei langsung yang dilakukan pada lokasi penelitian. Dari data lalu lintas tersebut, kemudian didapatkan jam sibuk dari dua kondisi yaitu saat weekday dan weekend. Jam sibuk tersebut terdapat pada hari Senin tanggal 17 Februari 2020 pukul 17.00-18.00 dimana volumenya sebesar 2094 smp/jam. Kemudian dimasukkan kedalam rumus yang tertera pada MKJI (Manual Kapasitas Jalan Indonesia) 1997 untuk didapatkan hasil desain bundaran yang direncanakan yaitu dengan pelarangan belok kanan untuk jalan minor dan perubahan geometri jalan. Perubahan geometri jalan tersebut menyebabkan pembebasan lahan sebesar 821 m2. Hasil dari penelitian ini adalah kepadatan jalan dilihat dari besar kapasitas awal jalan sebesar 3008 smp/jam, kurang dari kapasitas riil yaitu sebesar 3827 smp/jam. Namun setelah dilakukan redesain, didapatkan hasil 5238 smp/jam. Sedangkan untuk tundaan awal saat kondisi eksisting sebesar 32,29 det/smp, berubah menjadi 5,83 det/smp. Kemudian derajat kejenuhan awal sebesar 1,2660 dan menurun menjadi sebesar 0,7306 dimana standar nilai derajat kejenuhan dari MKJI (Manual Kapasitas Jalan Indonesia) 1997 adalah nilai tidak lebih dari 0,75. Sedangkan nilai peluang antrian awal sebesar 66-136% menurun menjadi 15-34%
Collections
- Civil Engineering [4205]