Desain Key Risk Indicators dan Strategi Mitigasi pada Pendistribusian Air (Studi Kasus: PERUMDA Kota Makassar Wilayah IV, Sulawesi Selatan)
Abstract
PERUMDA Kota Makassar saat ini masih menemukan banyak risiko yang umum terjadi pada proses pendistribusian air. Hal ini menyebabkan banyaknya terjadi kerusakan pada sistem jaringan perpipaan sehingga kuantatitas air yang terdistribusi kepada pelanggan tidak optimal. Oleh karena itu perlu dilakukan penanganan pada risiko yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui risiko apa saja yang terjadi pada proses pendistribusian air dengan metode Delphi untuk mengidentifikasi potensial risiko. Menggunakan House of Risk (HOR) pada tahapan analisis dan evaluasi risiko untuk menentukan strategi mitigasi dan mendesain Key Risk Indicators (KRI) untuk mengetahui Early Warning System (EWS). Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan observasi, wawancara, kuesioner, brainstorming, dan focus group discussion (FGD). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat 16 risk event dan 60 risk agent yang teridentifikasi. Selanjutnya dilakukan strategi mitigasi pada risk agent menggunakan 14 preventive action. Berdasarkan risiko yang terpilih yaitu A24 dengan nilai indikator Informasi (Tim Lapangan) memiliki ambang batas bawah 5 jam dan ambang batas atas 8,19 jam. Koordinasi pihak eksternal memiliki ambang batas bawah 1 hari dan ambang batas atas 3 hari untuk pelaporan sebelum melakukan operasi pada area perpipaan dan A1 dengan nilai indikator expired dengan ambang batas bawah 20 tahun dan ambang batas atas 26 tahun dan Penggantian pipa bocor dengan ambang batas bawah 15 tahun dan ambang batas atas 16 tahun 3 bulan 2 minggu. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan mampu mendesain key risk indicators (KRI) pada risiko yang belum memiliki Early Warning System (EWS).