Perilaku Orang Tua Dalam Swamedikasi Batuk Dan Pilek Pada Anak Balita Di Desa Bokoharjo, Prambanan Sleman
Abstract
Masyarakat Indonesia terutama orang tua masih banyak melakukan pengobatan sendiri (swamedikasi) ketika memiliki anak balita yang mengalami batuk pilek. Namun praktek swamedikasi dapat menjadi sumber terjadinya kesalahan pengobatan (medication error) akibat keterbatasan pengetahuan masyarakat akan obat dan penggunaannya.
Tujuan: Mengetahui perilaku swamedikasi orang tua terhadap anak balita yang mengalami batuk dan pilek di Desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman.
Metode: Penelitian deskriptif dengan menggunakan kuesioner. Penelitian dilakukan di tiap posyandu di Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Sleman. Berdasarkan data pra penelitian diketahui bahwa terdapat 921 balita. Jumlah sampel sebanyak 91 kepala keluarga. Pengambilan sampel secara accidental sampling.
Hasil: Orang tua memberikan obat batuk pilek apabila mengganggu aktivitas/tidur dengan tujuan supaya cepat sembuh. Jenis obat batuk pilek yang sering diberikan orang tua adalah parasetamol (59,3%), dextromethorphan HBr (14,3%), ibuprofen (6,6%), dan gliseril guaiakolat (6,6%). Orang tua mendapatkan informasi mengenai obat dari tenaga medis, dan mengetahui efek samping dari obat tersebut seperti mengantuk dan mual. Orang tua dalam memberikan obat batuk pilek sesuai dengan resep dokter atau aturan pakai, dan akan diberikan kurang dari 3 hari. Sebagian besar orang tua (89,01%) akan membawa anak ke dokter apabila belum sembuh.
Kesimpulan: Kontribusi penelitian ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai perilaku swamedikasi yang tepat terhadap anak yang mengalami batuk dan pilek.
Collections
- Medical Education [2418]