Show simple item record

dc.contributor.advisorAndrie Pasca Hendradewa
dc.contributor.author16522184 Natasya Mazida
dc.date.accessioned2021-06-14T02:48:10Z
dc.date.available2021-06-14T02:48:10Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/123456789/29273
dc.description.abstractDi Indonesia jumlah penyandang yang mengalami kesulitan mendengar dan kesulitan memahami berbicara dengan orang lain berdasarkan data BPS 2015 mencapai angka 4,77% dari seluruh populasi yang ada. Dari jumlah yang ada, sebagian penyandang tunarungu dan tunawicara adalah berasal dari kelompok anak-anak. Hal ini tentunya menjadi suatu kendala dalam kehidupan anak-anak yang hakikatnya masih membutuhkan bimbingan dari orang lain dalam proses tumbuh dan kembangnya. Kendala ini tentunya tidak hanya akan dialami anak tunarungu saja, namun orang yang berada di sekitarnya pun akan terkendala. Setelah melakukan identifikasi masalah ke beberapa subjek yang berkaitan dengan anak tunarungu dan melakukan identifikasi akan kebutuhan informasi, didapatkan hasil bahwa subjek mengalami kesulitan untuk mendapatkan dan mengakses informasi yang berkaitan dengan dunia anak tunarungu, baik informasi mengenai edukasi, kesehatan, terapi, layanan tes pendengaran, dan vendor-vendor penyedia peralatan pendengaran. Tentunya hal ini akan menghambat perkembangan anak tunarungu karena minimnya informasi yang didapatkan. Oleh karena itu perlu adanya sebuah solusi yang dapat membantu para subjek agar mudah mendapatkan dan mengakses informasi mengenai dunia anak tunarungu. Salah satu solusi yang dapat diberikan adalah pembuatan sebuah sistem informasi terintegrasi yang dikembangkan dan dikemas dalam sebuah aplikasi yang mencakup seluruh kebutuhan informasi bagi pengguna nantinya. Perancangan sistem informasi dilakukan dengan menggunakan metode waterfall. Dimana dalam proses perancangan sistem informasi diawali dengan menerjemahkan kebutuhan para subjek ke dalam sistem informasi, kemudian melakukan pembuatan Use Case Diagram, Entity Relationship Diagram dan Data Flow Diagram. Kemudian dilakukan pembuatan prototype sistem informasi menggunakan aplikasi glide. Dari sistem informasi yang dibuat, didapatkan 7 fitur utama untuk memenuhi kebutuhan informasi anak tunarungu, seperti informasi mengenai edukasi, kesehatan, forum, artikel dan berita, alat-alat bantu dengar, tes pendengaran dan aktivitas. Setelah dilakukan implementasi pembuatan prototype, tahapan selanjutnya adalah melakukan pengujian fungsional sistem dengan menggunakan metode black box testing. Dari pengujian, didapatkan hasil bahwa 100% fitur yang ada di dalam sistem informasi valid, sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem informasi yang dibuat sudah baik dan sistem dapat berfungsi sesuai dengan rancangan di awal.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectTunarunguen_US
dc.subjectSistem Informasien_US
dc.subjectMetode Waterfallen_US
dc.subjectBlack Box Testingen_US
dc.titleAnalisis Perancangan Sistem Informasi pada Pembuatan Aplikasi Deaf Care dengan Menggunakan Metode Waterfall dan Black Box Testingen_US
dc.Identifier.NIM16522184


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record