Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA di Klaten, Jawa Tengah: "Penekanan pada Penataan Massa, Pengolahan Ruang Luar, Pengolahan Susunan Ruang Dalam LP kelas IIA agar Menunjang Sistem Keamanan dan Kelancaran Pembinaan”
Abstract
Lembaga Pemasyarakatan mempunyai fungsi sebagai tempat pembinaan dan
pemidanaan atas tindak kriminal narapidana yang telah ditetapkan masa hukuman dan
pengurungannya oleh hakim atau mahkamah. Kurangnya pembinaan dan pengawasan adalah
kelemahan Lembaga Pemasyarakatan pada umumnya di Indonesia.
Permasalahan yang akan diselesaikan dalam perancangan ini bagaimana menata masa,
mengolah ruang luar, mengolah susunan ruang dalam LP tipe II A agar menunjang sistem
keamanan dan kelancaran pembinaan.
Beberapa langkah dan metode yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut yaitu:
Langkah pertama, berupa pengumpulan data terkait dengan perancangan, diantaranya: Survey
Lokasi, Studi Literatur dan wawancara. Langkah kedua, berupa mengkaji Hukum Perancangan
Lembaga Pemasyarakatan untuk mendapatkan peluang kreatifitas design. Langkah ketiga
berupa mengkaji karakteristik ruang yang secara psikologis memberi dampak untuk proses
pembinaan. Langkah keempat berupa analisa Karakter Narapidana dalam tiap tahap pembinaan
menjadi suatu rancangan. Langkah kelima berupa study bentuk dalam pola ruang dari gubahan
massa. Dan langkah terakhir merupakan Tahap Pengembangan Desain melalui gambar kerja
(menata masa, mengolah ruang luar, mengolah susunan ruang dalam LP tipe II A agar
menunjang sistem keamanan dan kelancaran pembinaan).
Dengan menggunakan metoda diatas maka diperoleh pendekatan gubahan massa
dalam faktor keamanan narapidana, didapatkan kesimpulan bahwa Gubahan Massa Telephone
Pole adalah gubahan massa yang terbaik, pendekatan gubahan massa dalam faktor psikologi
narapidana dan kegiatan pembinaan didapatkan kesimpulan bahwa Gubahan Massa
Auburn/Sing-sing adalah gubahan massa yang terbaik. Pengolahan ruang luar disesuaikan
dengan karakter narapidana pada tiap tahapan pembinaan. Penataan ruang luar akan
berpengaruh pada kondisi keamanan di dalam LP, baik dari usaha narapidana melarikan diri,
perkelahian, atau pewarisan ilmu kriminalitas. Pengolahan susunan ruang dalam, berupa:
kapasitas warga binaan didalam sel dan karakteristik ruang hunian (sel) dibedakan berdasarkan
tahapan pembinaan, yaitu semakin tinggi tahapan pembinaan maka semakin besar kapasitas
warga binaan didalam sel dan tuntutan kenyamanan yang didapat dan karakteristik ruang-ruang
pembinaan dibedakan berdasarkan fungsinya dan tetap mendukung keamanan dan kelancaran
pembinaan.
Collections
- Architecture [3648]