Desain Maturity Model 5S Pada Industri Kecil Menengah Kabupaten Sleman
Abstract
Yogyakarta menjadi salah satu kota yang memiliki berbagai macam Industri Kecil
Menengah didalamnya. Terdapat total 18,688 industri kecil di Yogyakarta yang aktif. Hal
ini membuktikan bahwa industri kecil cukup menjamur di Yogyakarta, khususnya
Kabupaten Sleman. Beberapa masalah dan tantangan yang dihadapi oleh IKM adalah
faktor teknis internal yang menghambat IKM seperti pemborosan yang terjadi selama
proses produksi, peralatan yang sederhana, serta kualitas dan motivasi pekerja yang
minim. Salah satu komponen lean yang paling penting diterapkan secara luas adalah
proses 5S. penerapannya yang sederhana dan melibatkan akal sehat dasar manusia yang
berfokus pada pembinaan dan pemeliharaan tata letak berkualitas tinggi. 5S menjadi
penting dalam suatu perusahaan terkhusus pada IKM yang menginginkan improvement
secara berkala dikarenakan 5S sendiri tidak hanya sekedar pendekatan, namun lebih
kepada budaya yang lebih baik bagi IKM itu sendiri. Mayoritas IKM sendiri belum
memiliki mekanisme atau aturan standar pada proses produksi, baik itu lokasi
produksinya maupun alur kerjanya sendiri, sehingga dapat dikatakan belum memiliki
struktur yang baik. penelitian ini, peneliti melakukan desain maturity model 5S pada
IKM. Penelitian ini bertujuan mendesain maturity level pada setiap aktivitas 5S yang telah
divalidasi dengan IKM setempat sehingga matriks maturity level dapat dikatakan valid
serta siap digunakan dalam proses penilaian implementasi 5S pada IKM yang
menggunakannya. Dengan matriks maturity level pada IKM setempat diharapkan IKM
dapat melakukan self assessment tingkat kematangan aktivitas 5S secara mandiri demi
peningkatan berkelanjutan pada IKM yang mengimplementasikan 5S.
Collections
- Industrial Engineering [2220]