Analisis Kecenderungan Peningkatan Islamofobia di Perancis Pasca Arab Spring
Abstract
Islamofobia menjadi masalah serius pasca serangan teroris pada 11 September. Wacana
dan gerakan Islamofobia di Eropa berkembang dengan amat pesat didorong oleh intensitas konflik
di Timur Tengah yang tidak berkesudahan. Instabilitas yang melanda kawasan Timur Tengah
pasca Arab Spring dan perang saudara di Suriah telah mendorong sebagian besar penduduknya
untuk melakukan imigrasi ke berbagai wilayah di Eropa, termasuk Perancis. Banyaknya imigran
yang masuk ke Perancis beriringan dengan maraknya aksi serangan dan terorisme. Hal ini
membangkitkan kembali perasaan Islamofobia di kalangan penduduk asli Perancis. Dalam kondisi
ini, Front National sebagai partai ultra-nasionalis dengan kebijakan anti-imigran dan politik rasis
mulai merebut pengaruh dalam politik Perancis. Front National menjadikan narasi-narasi
Islamofobia sebagai senjata politik. Selain itu, Front National juga menggunakan konsep Laicite
untuk menyudutkan masyarakat Muslim di ranah publik. Sehingga, kehadiran kelompok Muslim
di tengah-tengah penduduk Perancis dianggap dapat mengancam nilai-nilai sekuler dan peradaban
Kristen. Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis terkait peningkatan Islamofobia yang
dipicu akibat krisis imigran serta pengaruh gerakan sayap kanan yang terindikasi masuk ke
pemerintah. Konsep Ras oleh W. Thomas Schmid akan dijadikan sebagai kerangka teori untuk
menjawab peningkatan Islamofobia di Perancis.
Collections
- International Relations [502]