Sistem Pakar untuk Deteksi Dini Penyakit Mata Menggunakan Metode Certainty Factor
Abstract
Penyakit mata adalah sesuatu yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada mata yang disebabkan salah satunya oleh bakteri maupun virus. Penyakit mata merupakan penyakit dengan jumlah penderita yang terus meningkat setiap tahunnya di Indonesia, di mana penyakit tersebut jika dibiarkan akan berdampak fatal seperti mengalami kebutaan. Prevalensi angka kebutaan berkisar 1,2% dari jumlah penduduk di Indonesia. Menurut data Kementrian kesehatan, jumlah dokter umum di Indonesia pada tahun 2019 mencapai 50.198 orang dan dokter spesialis mencapai 31.073 orang. Dari data tersebut menunjukkan bahwa di Indonesia perbandingan dokter spesialis jauh lebih sedikit. Oleh karena jumlah dokter spesialis lebih sedikit dibutuhkan kepakaran khusus yang dapat membantu kinerja dari dokter umum.
Puskemas Ngemplak 1 adalah salah satu puskesmas yang terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta. Puskesmas tesebut tidak memilki dokter spesialis mata, untuk menangani kasus penyakit mata tersebut masih ditangani oleh klinik umum di mana dokter yang bekerja adalah dokter umum. Selain untuk menanganai kasus penyakit mata pada klinik umum, puskesmas tersebut mempunyai suatu komunitas setidaknya berjumlah 30 orang. Hal tersebut membuat keputusan dokter menjadi kurang maksimal. Oleh karena itu diperlukan adanya sistem pakar sebagai alternatif dalam membantu dokter mengurangi permasalahan tersebut dan dengan adanya teknologi komputerisasi ini diharapkan dapat menghemat waktu dalam melakukan cek mata.
Sistem pakar merupakan salah satu bentuk teknologi dalam bentuk aplikasi komputerisasi dari proses penalaran ahli untuk memecahkan masalah yang spesifik. Sistem pakar digunakan karena dalam sistem ini dapat menyimpan adanya pengetahuan dari dokter spesialis mata seperti jenis penyakit mata, gejala penyakit, dan basis pengetahuan beserta aturannya dalam menyelesaikan masalah deteksi penyakit. Pada proses memecahkan masalah terdapat ketidakpastian pada hasil yang didapat, oleh karena itu sistem pakar ini menggunakan metode Certainty Factor untuk memberikan nilai kepercayaan pada hasil penyelesaian.
Pengujian sistem pakar ini menggunakan tiga pengujian, yaitu pengujian blackbox, pengujian usability dan pengujian validitas sistem terhadap pakar. Dalam pengujian blackbox menunjukkan bahwa fungsionalitas sistem sudah sesuai dengan yang diharapkan. Pengujian usability mendapatkan nilai 79,075% yang menunjukkan bahwa sistem baik untuk digunakan. Pada pengujian validitas sistem sudah sesuai dengan deteksi pakar ketika mendeteksi penyakit mata.
Collections
- Informatics Engineering [2162]