dc.description.abstract | Indonesia merupakan negara yang memiliki perkembangan pesat pada sektor industri mebel. Perusahaan mebel harus dihadapkan dengan persaingan yang semakin ketat baik di tingkat lokal maupun global. Menerapkan suatu sistem pengukuran kinerja merupakan salah satu untuk mensiasati adanya persaingan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja produksi dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan meminimalisir risiko produksi perusahaan dengan menggunakan metode House of Risk (HOR). Identifikasi kinerja dimulai dengan menetapkan key performance indicator perusahaan dengan merancang 7 kriteria dasar menggunakan metode Sink’s Seven Performance Criteria yaitu produktivitas, efektivitas, efisiensi, kualitas, inovasi, kualitas kehidupan kerja, dan profitabilitas. AHP digunakan untuk memprioritaskan indikator mana yang memiliki bobot tertinggi, indikator tersebut adalah persentase keluhan buyer, persentase jumlah order produksi yang dapat dipenuhi tepat waktu, dan persentase produk cacat. Tiga indikator tersebut kemudian dianalisis penyebab risikonya sehingga produktivitas dari perusahaan dapat meningkat. Penelitian ini mengidentifikasi 8 risk event dan severity nya menggunakan framework Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) serta 35 risk agent dan occurance nya menggunakan diagram Fishbone. Pada House of Risk fase 1, severity dari risk event, occurance dari risk agent, dan korelasi antara risk event dan risk agent dihitung untuk mendapatkan nilai Aggregate Risk Potential (ARP), dimana kemudian 2 risk agent ditemukan sebagai 20% dari permasalahan pada proses produksi berdasarkan prinsip diagram Pareto. HOR 2 mengidentifikasi 6 strategi mitigasi dan urutan prioritas mitigasi yang akan diberikan kepada perusahaan. | en_US |