Perbandingan Uji Toksisitas Akut Sediaan Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System (Snedds) Ekstrak Etanol Daun Pegagan (Centella asiatica L.) dengan Ekstrak Etanol Daun Pegagan pada Embrio Ikan Zebra (Danio rerio)
Abstract
Pegagan (Centella asiatica L.) merupakan tanaman yang sering dimanfaatkan sebagai obat tradisional di Indonesia. Daun pegagan mengandung bahan aktif saponin, triterpenoid yang terbukti sebagai antiinflamasi dan antibakteri. Self-Nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) merupakan sistem penghantaran obat yang efektif karena dapat meningkatkan bioavailabilitas zat aktif obat.
Pembuatan ekstrak daun pegagan dilakukan dengan menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Karena SNEDDS dapat meningkatkan efektivitas suatu senyawa perlu dilakukan uji toksisitas sediaan SNEDDS ekstrak etanol daun pegagan yang dibandingkan dengan ekstrak etanol daun pegagan pada embrio ikan zebra.
Penelitian ini menggunakan 14 kelompok uji dengan 5 kelompok uji diberikan SNEDDS ekstrak etanol daun pegagan konsentrasi 20 ppm, 10 ppm, 5 ppm, 2,5 ppm, 1,25 ppm, 5 kelompok uji diberikan ekstrak etanol daun pegagan konsentrasi 500 ppm, 250 ppm, 125 ppm, 62,5 ppm dan 31,25 ppm, 1 kontrol positif (3,4-dichloroaniline), dan 1 kontrol negatif (dilution water), 1 kontrol pelarut (SNEDDS tanpa ekstrak), 1 kontrol pelarut ekstrak. Seluruh senyawa uji yang dipaparkan pada embrio ikan zebra diamati tiap 24 jam hingga 96 jam. Hasil yang diperoleh dari pengamatan secara mikroskopis adanya abnormalitas berupa edema perikardium dan abnormalitas somit baik pada sediaan SNEDDS maupun ekstrak. Nilai LC50 yang diperoleh dari sediaan SNEDDS sebesar 8,4878 ppm, sedangkan pada ekstrak sebesar 14,9933. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sediaan SNEDDS bersifat lebih toksik dibandingkan dengan ekstrak.
Collections
- Pharmacy [1444]