Show simple item record

dc.contributor.advisorDalyono
dc.contributor.author16521273 Indah Suci Fauziah
dc.contributor.author16521230 Atik Dian Nafiah
dc.date.accessioned2021-05-06T07:36:29Z
dc.date.available2021-05-06T07:36:29Z
dc.date.issued2020
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/123456789/28616
dc.description.abstractPeningkatan kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari dan akan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Indonesia merupakan negara dengan konsumsi energi terbesar di kawasan Asia Tenggara, konsumsi akan energi (bahan bakar fosil) semakin meningkat, baik untuk transportasi, industri, pembangkit listrik dan sebagainya. Seperti yang kita ketahui bahwa bahan bakar fosil adalah sumber energi yang tidak dapat diperbaharui (non renewable energy), maka dari itu perlu adanya sumber energi terbarukan untuk menanggulangi permasalahan tersebut. Sebagai alternatifnya, Indonesia dapat mengembangkanenergi terbarukan berupa bahan bakar nabati (BBN) yang memiliki fungsi sama dengan bahan bakar minyak (BBM). BBN tersebut salah satunya dapat berupa biodiesel yang merupakan bahan bakar murni (dapat langsung digunakan tanpa dicampur dengan bahan bakar fosil). Berbagai macam minyak hewani, lemak hewani serta minyak sisa penggorengan bisa dijadikan bahan baku pembuatan biodiesel. Namun dalam pra rancangan pabrik biodiesel ini di gunakan minyak jelantah, selain dilihat dari ketersediaan bahan bakunya juga penggunaan minyak bekas penggorengan atau minyak jelantah ini bermanfaat mengurangi pencemaran air dan penggunaan minyak goreng berulangkali karena sifat minyak jelantah yang karsinogenik sehingga membahayakan bagi tubuh. Minyak jelantah ini diperoleh dari lembaga/yayasan pengepul miyak jelantah siap proses dari Yayasan Lengis Hijau Bali. Proses yang digunakan untuk pembuatan biodiesel dari minyak jelantah adalah esterifikasi dan transesterifikasi. Pada proses esterifikasi dan transesterifikasi dirancang reaktor alir tangki berpengaduk (RATB) pada tekanan 1 atm dan suhu operasi 60 oC. Proses esterifikasi berfungsi untuk mengkonversi asam lemak bebas (FFA) menjadimetil ester (biodiesel) dan air, sedangkan proses selanjutnya adalah transesterifikasi untuk mengkonversi trigliserida menjadi metil ester (biodiesel) dan gliserol. Pabrik biodiesel dariminyak jelantah ini direncanakan akan didirikan di KecamatanManyar. Kabupaten Gresik. Jawa Timur, dengan kapasitas produksi 16.000 ton/tahun dengan bentuk perudahaan Persero Terbatas (PT). Perancangan pabrik biodiesel ini dinyatakan layak untuk didirikan, hal ini dapat dibuktikan dengan hasil perhitungan evaluasi ekonomi dengan didapatkan persentae BEP (break even point) sebesar 46,06 %, SDP (shut down point) sebesar 23,96%, ROI (return on investment) sebelumpajak sebesar 26,85%, ROI (return on investment) setelah pajak sebesar 13,43%, POT (pay out time) sebelumpajak selama 2,9 tahun, POT (pay out time) setelah pajak selama 4,7 tahun. Dengan keuntungan sebelum pajak sebesar Rp 56.404.934.398 dan keuntungan setelah pajak sebesar Rp 28.202.467.199. Dan di dapatkan nilai Discounted Cash Flow of Return (DCFR) 14,15 %.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectBiodieselen_US
dc.subjectEnergi terbarukanen_US
dc.subjectMinyak Jelantahen_US
dc.subjectEsterifikasien_US
dc.subjectTransesterifikasien_US
dc.titlePra Rancangan Pabrik Biodiesel Dari Minyak Jelantah (Waste Cooking Oil) Kapasitas 16.000 Ton/Tahunen_US
dc.Identifier.NIM16521273
dc.Identifier.NIM16521230


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record