Analisis Manajemen Risiko Pada Industri Traffic Light Dengan Pendekatan HOR (House Of Risk) (Studi Kasus: CV. Karya Allindo Perkasa)
Abstract
CV. Karya Allindo Perkasa adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur yang memproduksi traffic light, marka jalan, rambu – rambu lalu lintas. Tentunya dalam memenuhi pesanan perusahaan tersebut memerlukan kemampuan yang dapat memenuhi permintaan konsumen dengan mencapai waktu penyelesaian produk yang tepat waktu dan tetap memiliki kualitas yang terbaik untuk konsumen dan dengan menghindari risiko – risiko yang dapat membuat perusahaan terhambat baik itu dari risiko internal maupun faktor eksternal. Sehingga perusahaan memerlukan pengendalian risiko di perusahaan agar perusahaan dapat meminimalisir, menghindari maupun menghilangkan risiko – risiko tersebut yang dapat memberikan dampak negatif maupun kerugian bagi perusahaan dalam memenuhi keinginan konsumen dan dalam bersaing dengan kompetitor lainnya. Agar dapat terhindar dari berbagai gangguan maupun risiko yang dapat menyebabkan gagalnya perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh perusahaan. Metode yang digunakan adalah menggunakan HOR (House of Risk). Hasil dari penelitian ini adalah didapatkan sebanyak 12 risk event dan 27 risk agent. Setelah dilakukan perhitungan HOR fase 1 dan pengurutan prioritas berdasarkan diagram pareto didapatkan 13 prioritas risk agent. Kemudian dilakukan perhitungan HOR fase 2 pengurutan prioritas penanganan aksi mitigasi berdasarkan nilai tertinggi, kemudian didapatkan prioritas pertama dengan nilai tertinggi adalah Membuat jadwal berkala untuk maintenance peralatan dengan nilai 689.84, kemudian dilakukan perbandingan biaya dari perancangan aksi mitigasi tersebut sebelum mitigasi dan sesudah mitigasi, dengan metode NPV (Net Present Value) didapatkan bahwa biaya sebelum mitigasi nilai NPV keduanya diketahui bahwa biaya yang paling murah dengan nilai MARR sebesar 0.625% adalah biaya preventive repair sebesar Rp 22,845,309.04 lebih murah sebesar Rp 68,972.43 dibandingkan dengan biaya corrective repair sebesar Rp 22,914,281.47. Biaya NPV setelah mitigasi dari nilai NPV keduanya diketahui bahwa biaya yang paling murah dengan nilai MARR sebesar 0.834% adalah biaya preventive repair sebesar Rp 22,543,321.62 lebih murah sebesar Rp 72,489,03 dibandingkan dengan biaya corrective repair sebesar Rp 22,615,810.65.
Collections
- Industrial Engineering [2224]