Evaluasi Kinerja Operasional Angkutan Umum (Studi Kasus Bus Trans Jogja Trayek 5A)
Abstract
Angkutan Perkotaan Trans Jogja adalah sebuah sistem transportasi umum berbasis bus di Kawasan Perkotaan Yogyakarta yang dicanangkan oleh Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta pada Tahun 2008 dengan sistem subsidi atau sering disebut “Sistem Buy the Service”. Bus Trans Jogja memiliki armada sebanyak 128 bus dengan jumlah halte yang disediakan sebanyak 267 halte. Bus Trans Jogja menyediakan 17 jalur yang melayani Kawasan Perkotaan Yogyakarta di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada penelitian ini dipilih trayek 5A karena ditemukannya beberapa masalah seperti waktu tunggu penumpang yang lama, jumlah penumpang yang sedikit, sehingga dibutuhkan evaluasi kinerja operasional Bus Trans Jogja dari segi faktor muat, waktu antara, waktu sirkulasi bus, kecepatan perjalanan, dan ketersediaan bus.
Penelitian ini dimulai dengan melakukan observasi dan mengumpulkan data di lapangan seperti jumlah penumpang, waktu antara, kecepatan perjalanan, ketersediaan angkutan, dan jarak antar halte. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis yang meliputi analisis faktor muat, analisis waktu antara, analisis kecepatan, analisis ketersediaan, dan waktu tempuh. Hasil analisis kemudian dibandingkan dengan indikator-indikator yang digunakan seperti World Bank, Pedoman Operasional Trans Jogja, serta Surat Keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan.
Hasil analisis kinerja operasional Trans Jogja berdasarkan faktor muat rata-rata adalah 14%, dari segi waktu antara mendapatkan hasil rata-rata 26 menit saat beroperasi dan waktu sirkulasi rata-rata sebesar 1 jam 18 menit untuk beroperasi satu putaran. Berdasarkan analisis kecepatan Trans Jogja trayek 5A mendapatkan hasil rata-rata 20 km/jam. Dari indikator ketersediaan mendapat hasil rata-rata sebesar 98%. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak semua indikator memenuhi standar, seperti faktor muat yang kecil, waktu antara yang besar dan melebihi standar yang berlaku, dan ketersediaan yang melebihi standar yang digunakan. Hal ini disebabkan karena berbagai faktor di antaranya kurangnya kesadaran masyarakat terhadap penggunaan moda transportasi umum, terlalu banyak trayek yang melewati rute yang sama, kepadatan arus lalu lintas di beberapa segmen di antaranya seperti Persimpangan Ring Road Utara, Jl. Solo (depan Ambarrukmo Plaza), Persimpangan Kentungan karena adanya proyek pembangunan underpass.
Collections
- Civil Engineering [4192]