Perancangan Pusat Terapi Untuk Anak Berkebutuhan Khusus Di Yogyakarta dengan Pendekatan Biophilic Design
Abstract
Hingga saat ini kesehatan mental masih ramai dibicarakan. Dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa, gangguan mental tidak mengenal umur. Baik dari perihal ringan seperti stress, depresi, dan sejenisnya. Jika dibiarkan gangguan mental akan berakibat fatal terutama bagi anak-anak yang mengidapnya. Hal ini dikarenakan apabila tidak mulai ditindak dari usia dini, maka akan berpengaruh dalam mental dan kemampuan bersosialisasi anak hingga dewasa. Penyakit mental yang banyak ditemukan pada anak-anak diantaranya Autis, ADHD, retardasi mental, dan speech delay. Sayangnya di Yogyakarta sendiri, fasilitas terapi hanya ada satu. Rumusan masalah untuk ini adalah bagaimana merancang interaksi ruang indoor dengan alam serta bagaimana menata lansekap melalui penerapan biophilic design sebagai sarana untuk mendukung terapi integrasi sensori bagi anak berkebutuhan khusus. Metode pemecahan persoalan dilakukan dengan mencari data site dan iklim, mengkaji karakter anak berkebutuhan khusus, teori desain biofilik dan lansekap, kemudian menganalisis kajian sehingga menghasilkan desain yang menyesuaikan karakteristik anak berkebutuhan khusus. Desain biofilik menjadi pendekatan yang mendukung fungsi bangunan sebagai pusat terapi. Oleh karena itu penulis ingin memecahkan fenomena ini dengan mendesain Perancangan Pusat Terapi untuk Anak Berkebutuhan Khusus di Yogyakarta dengan Pendekatan Biophilic Design. Terapi integrasi sensori merupakan terapi yang digunakan sebagai terapi utama yang menggunakan penerapan desain biofilik. Taman dengan bentuk-bentuk biofilik, koridor yang berhubungan langsung dengan alam, ruang dengan bentuk lengkung yang menghadap taman, di dukung dengan palet warna-warna alam menjadi media terapi yang menguhubungkan alam secara langsung maupun tidak langsung dengan anak.
Collections
- Architecture [3648]