dc.description.abstract | Indonesia adalah negara beriklim tropis yang mempunyai dua musim, yaitu
musim kemarau dan musim penghujan. Perubahan musim kemarau dan musim
penghujan mempengaruhi produksi tanaman di lahan pertanian terlebih lagi pada
lahan pertanian tadah hujan. Pada musim penghujan, persediaan air untuk lahan
pertanian tidak menjadi masalah karena intensitas hujan yang tinggi. Akan tetapi,
pada musim kemarau kebutuhan air untuk tanaman menjadi masalah yang rumit
karena persediaan air menurun dan berkurang. Tujuan penelitian ini untuk
menghitung seberapa besar ketersediaan air hujan yang tersedia dan mengukur
perimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan air tersebut untuk tanaman palawija
yang tidak mendapatkan air irigasi pada musim kemarau di Kabupaten Klaten.
Dengan adanya masalah tersebut perlu dilakukan penelitian mengenai
ketersediaan air pada lahan tadah hujan. Penelitian ini menggunakan metode analisis
frekuensi. Tahapan-tahapan dalam penelitian ini adalah (1) mengambil data curah
hujan yang ada dari beberapa stasiun yang tersebar di daerah Kabupaten Klaten; (2)
data curah yang ada dicari rerata bulanannya; (3) menghitung hujan efektif (He); (4)
menghitung evapotranspirasi potensial (ETp); (5) menghitung evapotranspirasi
tanaman (ETm); (6) menghitung indeks ketersediaan air (ASI).
Hasil penelitian menunjukkan curah hujan tertinggi sebesar 7,41 mm/bulan
pada bulan Februari dan nilai terendah sebesar 0,21 mm/bulan pada bulan
September. Nilai evapotranspirasi terendah pada bulan Februari yaitu 3,51 mm/hr
sedangkan tertinggi terjadi pada bulan Agustus yaitu 7,85 mm/hr. Rerata bulanan
adalah 4,75 mm/hr. Nilai hujan efektif bulanan terkecil 0,3017 mm/hr untuk bulan
September, sedangkan nilai terbesar 9,6765 mm/hr pada bulan Januari. Nilai rerata
hujan efektif 4,6479 mm/hr. Dari hasil hitungan ASI, dapat disimpulkan bahwa
ketersediaan air hujan tidak dapat mencukupi kebutuhan air untuk tanaman palawija.
Jadual tanam yang tepat adalah awal tanam pada bulan Oktober. Karena pada awal
tanam bulan Oktober seluruh jenis tanaman palawija kecuali tebu dapat tumbuh
sampai akhir masa tanam. Hal ini karena air dari curah hujan yang cukup banyak. | en_US |