ISLAMIC CENTER PULAU DOMPAK Dengan Pendekatan Arsitektur Melayu dalam Transformasi Desain
Abstract
Pulau Dompak sebagai Pusat Pemerintahan baru provinsi Kepulauan Riau. Pemilihan lokasi berada pada peruntukan lahan di Dompak yaitu di zona peribadatan yang dimana lokasi tersebut masih terdapat bangunan masjid eksisting dengan fasilitas yang masih kurang untuk di jadikan satu pemusatan kegiatan ke islaman bertingkat Provinsi.
Permasalahan arsitektural adalah Bahwa islamic center itu sifatnya informal, tetapi Arsitektur Melayu itu Formal, maka bagaimana menampilan islamic center yang informal menjadi dengan pendekatan arsitektur yang sifatnya formal. Formal adalah sebuah aturan – aturan konseptual dan logis (Formal diartikan sebagai Simetris), in formal adalah sebuah aturan yang tidak harus diikuti sesuai atau kaidah kaidah wajibnya sehingga sifatnya bebas , tidak terikat oleh aturan . (In Formal juga bisa dikatakan sebagai Asimetris)
Perancangan diawali dengan mempelajari fasilitas apa saja pada eksisting dan terkait standar Islamic center tingkat provinsi, tinjauan mengenai Islamic Center Tingkat Provinsi dan pusat, serta beberapa studi preseden Islamic center di Indonesia yang menerapkan standar Provinsi dan Pusat seperti Jakarta Islamic Center dan Samarinda Islamic Center. Pendekatan perancangan arsitektural dilakukan dengan konsep perancangan arsitektur lokal sebagai acuan desainnya. Arsitektur lokal tersebut adalah Arsitektur khas Melayu. wujud arsitektur Melayu yang diambil adalah dari Tanjak (Penutup Kepala khas Melayu), Selain itu untuk menguatkan tema dan menghasilkan arsitektur yang Islami, maka digunakan beberapa metode yaitu metode Transformasi (Laseau, 1980) bersifat hiasan (ornamental), menggeser, memutar, mencerminkan, menjungkir balikan,dan melipat.
Hasil perancangan berupa Islamic center dengan wajah informal (asimetris) yang dinamis dengan tampilan formal Tanjak dikemas dalam bentukan baru sehingga terkesan monumental.
Collections
- Architecture [3648]