Show simple item record

dc.contributor.advisorSuharyatma
dc.contributor.authorDimas Fitra Nugraha
dc.date.accessioned2021-03-19T01:36:14Z
dc.date.available2021-03-19T01:36:14Z
dc.date.issued2017
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/123456789/27698
dc.description.abstractDinding geser dari beton bertulang adalah elemen struktur vertikal yang biasa digunakan pada gedung bertingkat banyak yang berfungsi untuk menahan gaya lateral yang berasal dari beban gempa. Struktur bangunan dengan dinding geser merupakan salah satu konsep solusi masalah gempa dalam bidang teknik sipil yaitu sebagai substruktur yang menahan gaya geser akibat beban gempa. Analisis pushover adalah analisis statik non-linier yang mampu memperhitungkan karakteristik struktur gedung yang dipakai sebagai ukuran kinerja bangunan pada waktu digoncang gempa kuat. Hasil dari analisis pushover adalah kurva kapasitas yaitu hubungan gaya geser dasar (V) dengan simpangan atap (D). Diharapkan dengan penggunaan dinding geser yang penempatannya optimal mampu meningkatkan kekuatan gedung untuk menahan gaya lateral. Analisis dilakukan untuk mencari kurva kapasitas dan simpangan atap saat kondisi titik kinerja tercapai dengan metode spektrum kapasitas ATC-40. Gedung yang dianalisis berjumlah 8 lantai dengan bentuk simetri. Terdapat 5 model gedung yaitu gedung tanpa dinding geser dan 4 variasi penempatan dinding geser. Beban gempa berupa respon spektrum dan statik ekivalen berdasarkan SNI 1726:2012. Analisis awal berupa analisis linier untuk mengecek apakah bangunan aman sesuai persyaratan dari SNI 1726:2012 yang selanjutnya didesain tulangan yang dibutuhkan untuk analisis nonlinier. Properti sendi plastis berdasarkan FEMA 356, sedangkan analisis pushover berdasarkan ATC-40. Dari hasil analisis berupa kurva kapasitas menunjukkan bahwa penggunaan dinding geser mampu meningkatkan kapasitas gedung dalam menahan gaya lateral akibat gempa karena gedung mampu menahan gaya geser dasar yang lebih besar tetapi dengan simpangan atap yang kecil. Kurva kapasitas terbesar terjadi pada gedung model 1 kemudian diikuti model 2, model 3, model 4 dan gedung tanpa dinding geser baik arah x maupun arah y. Hasil analisis berupa simpangan atap saat titik kinerja tercapai menunjukkan penurunan simpangan pada gedung yang menggunakan struktur dinding geser. Simpangan atap yang terjadi pada gedung tanpa dinding geser, model 1, model 2, model 3 dan model 4 untuk arah x berturut-turut adalah 319,48 mm; 153,27 mm; 157,52 mm; 158,56 mm dan 160,77 mm. Sedangakan untuk arah y berturut-turut adalah 228,96 mm; 56,53 mm; 92,78 mm; 137,85 mm dan 140,07 mm. Bila ditinjau dari kurva kapasitas dan simpangan atap saat titik kinerja tercapai maka dapat disimpulkan bahwa gedung model 1 mempunyai kinerja yang paling optimum dibandingkan dengan model lainnya. Sehingga penempatan dinding geser pada pusat gedung memberikan kinerja yang lebih baik dibandingkan penempatan dinding geser jaduh dari pusat gedung.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectAnalisis pushoveren_US
dc.subjectDinding geseren_US
dc.subjectGedung bertingkaten_US
dc.subjectGempa bumien_US
dc.subjectSAP2000en_US
dc.titlePENGARUH PENEMPATAN DINDING GESER PADA STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT SIMETRI TERHADAP KURVA KAPASITAS DAN SIMPANGAN ATAP DENGAN ANALISIS PUSHOVERen_US
dc.Identifier.NIM13511257


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record