dc.description.abstract | Di Indonesia angka kejadian asfiksia kurang lebih 40 per 1000
kelahiran hidup, secara keseluruhan 110.000 neonatus meninggal setiap tahun
karena asfiksia. Diperkirakan satu juta anak yang bertahan setelah mengalami
asfiksia saat lahir kini hidup dengan morbiditas jangka panjang seperti Cerebral
Palsy, Retardasi Mental dan gangguan belajar.
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan riwayat Asfiksia dengan Retardasi Mental
siswa di SLB N 1 Bantul.
Metode : Penelitian ini menggunakan dengan cross sectional. Penelitian ini
merupakan penelitian analitik observasional. Populasi dalam penelitian ini adalah
semua siswa SLB Negeri 1 Bantul Yogyakarta (TKLB, SDLB, SMPLB, SMALB)
di kecamatan Kasihan, Bantul, Yogyakarta pada tahun ajaran 2011-2012. Sampel
penelitian harus memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Teknik
pengambilan sampel menggunakan total sampling. Data diagnosis siswa diperoleh
dari data rekam medis yang ada pada SLB N 1 Bantul Yogyakarta.
Hasil : Dari penelitian ini didapatkan hasil responden yang memiliki riwayat
Asfiksia 8 (22,9%) mengalami Retardasi Mental dan 27 (77,1%) tidak mengalami
Retardasi Mental. Sampel yang tidak memiliki riwayat Asfiksia 101 (100%)
mengalami Retardasi Mental dan 0 (0%) tidak mengalami Retardasi Mental. Dari
perhitungan menggunakan analisis Chi-Square didapatkan hasil bahwa riwayat
Asfiksia dengan keadaan Retardasi Mental memiliki nilai p=0,00, nilai tersebut
menunjukkan bahwa (p<0,05).
Simpulan : Terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat Asfiksia dengan
kejadian Retardasi Mental di SLB Bantul Yogyakarta. | en_US |