| dc.description.abstract | Dari data BKKBN Jawa Tengah tahun 2009 khususnya di Kabupaten Semarang menunjukan proporsi peserta KB tercatat sebesar 57,4% dengan rincian peserta KB Suntik 21,1%, PIL 15,4%, IUD 8,1%, Implan 6%, MOW 3%, Kondom 0,7%, dan MOP 0,45%. Menurut data di Balai Pengobatan Pelita Anugerah diperoleh data jumlah akseptor KB terbanyak adalah suntikan, dengan rincian rata-rata dalam 1 bulan KB suntik progestin-estrogen sebanyak 70 orang dan progestin 100 orang yang beberapa diantaranya mengalami penambahan beratbadan. Tujuan penelitian : Untuk mengetahui perbedaan penambahan berat badan akseptor kontrasepsi suntik progestin dan progestin estrogen dan tujuan khususnya adalah 1) Untuk mengetahui berat badan sebelum suntik progestin, 2) Untuk mengetahui beratbadan sebelum suntik progestin estrogen, 3) Untuk mengetahui penambahan berat badan pada kontrasepsi suntik progestin, 4) Untuk mengetahui penambahan berat badan pada kontrasepsi suntik progestin –estrogen, 5) Untuk mengetahui perbedaan penambahan berat badan antara suntik KB progestin yang disuntikkan tiga bulan sekali dan suntik KB progestin –estrogen yang disuntikkan satu bulan sekali. Metode penelitian : Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif komparatif. Data diperoleh dengan melihat catatan medik di BP Pelita Anugerah Tuntang dengan sampel penelitian rekam medis yang tersedia pada tahun 2011.Hasil penelitian:Jumlah penambahan berat badan pada akseptor KB suntik progestin di Balai Pengobatan Pelita Anugerah Desa Karanganyar kecamatan sebesar 8% dari berat badan semula. Penambahan berat badan pada akseptor KB suntik kombinasi sebesar 9% dari berat badan semula.Simpulan : Hasil penelitian menunjukan bahwa ada perbedaan yang signifikan penambahan berat badan pada akseptor KB suntik progestin ( DMPA ) dan akseptor KB suntik progestin estrogen. | en_US |
