Show simple item record

dc.contributor.advisordr. Moetrarsi Firngadi DTM&H, Sp. KJ
dc.contributor.authorSurya, Reni Suciarti
dc.date.accessioned2021-02-25T01:06:28Z
dc.date.available2021-02-25T01:06:28Z
dc.date.issued2011-03-26
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/27266
dc.description.abstractStres merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari dan dapat dialami oleh siapa saja termasuk mahasiswa kedokteran. Kondisi stres yang berkepanjangan dan tidak teratasi dapat menyebabkan timbulnya gangguan fisik dan psikologis, salah satunya adalah gangguan tidur berupa insomnia. Prevalensi stres dan insomnia dikalangan mahasiswa kedokteran cukup tinggi. Namun belum ada penelitian yang meneliti tentang hubungan antara tingkat stres dengan insomnia di kalangan mahasiswa kedokteran, terutama di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia. Tujuan: Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat stres dengan kejadian insomnia pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia angkatan 2008. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif analitik dengan rancangan potong lintang (studi cross-sectional). Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia pada mahasiswa angkatan 2008. Kepada mereka diberikan Lembar Permohonan Menjadi Responden, Kuesioner I (berisi identitas, pertanyaan penyaring dan Lie-Scale Minnesota Multhiphasic Personality Inventory ), Kuesioner II (skala stres), dan Kuesioner III (KSPBJ Insomnia Rating Scale). Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji statistik Chi-square. Hasil: Responden dalam penelitian ini berjumlah 133 mahasiswa yang terdiri dari 34 (25,6%) responden laki-laki dan 99 (74,4%) responden perempuan, dengan rentang usia 18 – 22 tahun (Mean±SD = 20,34±0,777). Stres ringan dialami oleh 82 (61,7%) responden, dengan 20 (58,4%) responden laki-laki dan 62 (62,6%) responden perempuan. Sedangkan stres sedang dialami oleh 51 (38,3%) responden, dengan 13 (41,2%) responden laki-laki dan 37 (37,4%) responden perempuan. Namun, tidak ada satupun responden yang mengalami stres berat. Dua puluh sembilan (21,8%) responden mengalami insomnia, dengan kejadian pada reponden perempuan lebih besar dibandingkan pada responden laki-laki (24,2% vs 14,7%). Dari analisis terhadap data tingkat stres dan kejadian insomnia dengan uji statistik Chi-square, diperoleh nilai P sebesar 0,011 (P<0,05). Simpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat stres dengan kejadian insomnia pada mahasiswa Fakultas Kedokteran.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectMahasiswa Kedokteranen_US
dc.subjectInsomniaen_US
dc.subjectStresen_US
dc.titleHubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian Insomnia Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Angkatan 2008en_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record