| dc.description.abstract | Tanaman nangka merupakan tanaman yang bagian kayunya oleh masyarakat umum digunakan untuk pembuatan meubel, tetapi dapat juga untuk mengobati demam, malaria, dan juga sebagai pereda kejang. Pada bagian tersebut terdapat senyawa morin yang dapat digunakan sebagai antiinflamasi dan pewarna tekstil. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui metode ekstraksi serta pelarut yang tepat untuk mendapatkan senyawa morin dengan kadar optimal. Proses penyarian senyawa morin dilakukan dengan 3 metode, yaitu metode ekstraksi dengan alat Soxhlet dan maserasi menggunakan metanol, n-heksana, dan air, serta metode infundasi dengan pelarut air. Dari hasil Kromatografi Lapis Tipis dengan fase gerak asam asetat 15oo/ -etil asetat (1:10 v/v), dan fase diam silika gel F2s4 dideteksi pada UV 366 nm dan uap amonia 366 nm menunjukkan terdapatnya 1 bercak pada masing-masing metode dan pelarut.
Analisis menggunakan densitometri menunjukkan harga Rf dan luas area terbaik yang didapat, yaitu untuk Soxhlet metanol Rf 0,80 dengan luas area 3260,1, Soxhlet n-heksana Rf 0,90 dengan luas area 1604,3, Soxhlet air Rf 0,77 dengan luas area 3372,2. Pada maserasi metanol Rf 0,89 dengan luas area 1121,8, maserasi n-heksana Rf 0,78 dengan luas area 208,9, dan maserasi air Rf 0,82 dengan luas area 3638,7, sedangkan untuk hasil infundasi didapat Rf 0,80 dengan luas area 14117,4. Penetapan kadar senyawa morin dalam sampel dilakukan
dengan perbandingan luas puncak antara bercak sampel dan standar. Dari perhitungan didapatkan kadar optimal senyawa morin didapat dari metode infundasi menggunakan pelarut air dengan kadar 34,5 % simplisia. | en_US |
