Show simple item record

dc.contributor.advisordr. Sunarto, M.Kes
dc.contributor.authorYasin, Muhammad
dc.date.accessioned2021-02-09T03:37:34Z
dc.date.available2021-02-09T03:37:34Z
dc.date.issued2013-04-29
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/27008
dc.description.abstractPondok pesantren merupakan salah satu tempat pendidikan yang berbasis agama islam yang banyak tersebar di Indonesia. Menurut data Departemen Agama Republik Indonesia, jumlah pesantren sampai tahun 2010 mencapai 25.785. biasanya, pondok pesantren menerapkan disiplin belajar kepada para santrinya dengan sistem tinggal di asrama.Salah satu penyakit kulit yang dapat dijumpai pada pondok pesantren adalah skabies. Insidensi di Indonesia sendiri masih cukup tinggi. TUJUAN : Untuk mengetahui keadaan lingkungan dalam upaya pencegahan skabies pada Pondok Pesantren Al-Husain Magelang. METODE : Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif yang berdasarkan pendekatan secara deskriptif. Data penelitian diambil dengan menggunakan metode wawancara mendalam dan observasi non partisipan. Jumlah subjek yang diambil dalam penelitian ini ada 10 orang yang terdiri dari 8 orang santri dan 2 orang pengurus pondok. Objek penelitian ini adalah lingkungan. Peneliti berfungsi sebagai instrument utama dalam pengolahan data. HASIL : Pondok Pesantren Al-Husain terletak di Krakitan, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Pondok ini memiliki dua kompleks asrama yaitu asrama putra dan asrama putri. Pondok ini dihuni sekitar 600 santri. Dalam lingkungan fisik didapatkan higienitas asrama masih kurang, kondisi kamar putri lebih baik daripada putra, penghuni kamar sangat padat, putra sering menumpuk pakaian kotor, kasur dan bantal ditumpuk jadi satu, putri sering membilas pakaian langsung ke dalam bak mandi, kamar mandi kotor, jemuran kurang tertata, tidak terdapat UKS dan jarak dengan puskesmas kurang lebih satu kilometer. Lingkungan biologis didapatkan bahwa santri putra tidur lebih dari satu orang dalam satu kasur, anak SD sering berenang dalam bak mandi, pengurus yang terbatas pada putra, jumlah penghuni kamar tergantung jumlah siswa perkelas dan santri yang menderita scabies biasanya hanya santri baru. Pada lingkungan social didapatkan tidak ada interaksi khusus dengan penderita scabies, penderita scabies jarang yang langsung memeriksakan diri ke dokter, kebiasaan menempelkan nanah ke sembarang tempat, kebiasaan pinjam-meminjam handuk dan pakaian dan pada putri didapatkan kebiasaan jika lemari berantakan maka santri putri akan malu dengan sesame temannya. Santri sudah mengetahui arti scabies, terdapat persepsi yang salah mengenai scabies, belum ada kebijakan khusus mengenai scabies dan pencehagan secara pribadi masih kurang. KESIMPULAN : Pondok Pesantren Al-Husain Magelang masih belum dapat menangani masalah-masalah yang terjadi terkait pencegahan scabies.en_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectpondok pesantrenen_US
dc.subjectlingkunganen_US
dc.subjectskabiesen_US
dc.subjectdeskriptifen_US
dc.subjectkualitatifen_US
dc.titleAnalisis Lingkungan Dalam Upaya Pencegahan Skabies Di Pondok Pesantren Al-Husain Magelangen_US
dc.typeThesisen_US
dc.Identifier.NIM09711211


Files in this item

FilesSizeFormatView

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record