dc.description.abstract | Tanah lempung merupakan salah satu jenis tanah yang sangat
dipengaruhi oleh kandungan airnya. Pada kondisi kering bersifat keras dan
retak-retak, pada kondisi basah kapasitas dukungnya rendah. Umumnya
kerusakan pada bangunan akibatpenurunan yang tidak seragam.
Adanya penurunan yang tidak seragam maka perlu dilakukan stabilisasi
untuk menjamin stabilitas bangunan diatasnya. Stabilisasi merupakan usahausaha
perbaikan sifat-sifat fisik dan mekanik tanah. Stabilisasi tanah dilakukan
dengan menggunakan stabilisasi mekanik dan stabilisasi kimia yaitu
menggunakan aditifabu Merapi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
klasifikasi tanah Pereng dan penurunan konsolidasi tingkat satu yang terjadi.
Tinjauan dilakukan dengan uji konsolidasi, batas-batas Atterberg dan analisis
saringan.
Tanah Pereng berdasarkan analisis distribusi saringan termasuk jenis
tanah lempung berlanau (Silty Clay) dan Abu Merapi termasuk pasir bergradasi
buruk (SP). Berdasarkan sistem klasifikasi Unified tanah Pereng termasukjenis
tanah lempung gemuk (CH). Berdasarkan sistem klasifikasi AASHTO tanah
Pereng termasuk jenis tanah berlempung A-7-5(62). Berdasarkan pengujian
konsolidasi didapatkan penurunan primer yeng terjadi pada pemeraman 0hari,
variasi 2%, 4%, 6%, 8%, berkurang sebesar 27,26%, 45,8%, 54,88%, 59 88%
dari tanah asli. Pemeraman 1hari, variasi 2%, 4%, 6%, 8%, berkurang sebesar
36,65%, 47,56%, 55,42%, 60,17% dari tanah asli. Pemeraman 3 hari, variasi
2%, 4%, 6%, 8%, berkurang sebesar 37,13%, 47,99%, 55,52% 63 86% dari
tanah asli. Pemeraman 7 hari, variasi 2%, 4%, 6%, 8%, berkurang sebesar
40,07%, 49,98%, 56,71%, 65,02% dari tanah asli. Pemeraman 14 hari, variasi
2%, 4%, 6%, 8%, berkurang sebesar 41,40%, 50,58%, 57,65%, 67,27% dari
tanah asli. | en_US |