| dc.description.abstract | WHO (2008), ISPA merupakan salah satu penyakit infeksi yang paling sering terjadi pada anak. Insidensi menurut kelompok umur balita diperkirakan 0,29 episode per anak/tahun di negara berkembang dan 0,05 episode per anak/tahun di negara maju. Ini menunjukkan bahwa terdapat 156 juta episode baru di dunia pertahun dimana 151 juta episode (96,7%) terjadi di negara berkembang.Indonesia merupakan Negara dengan angka kejadian ISPA mencapai 6 juta kasus per tahun dan merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien di puskesmas.Metode Penelitian : Menggunakan metode cross sectional. Subjek penelitian merupakan pasien ISPA atas anak yang berobat ke RSUD Arifin Ahmad Kota Pekanbaru Riau pada tahun 2014 dan data mengenai kualitas udara tahun 2014. Data yang digunakan merupakan data sekunder berupa rekam medis pasien serta laporan kualitas udara ambien Sumatera tahun 2014 oleh Pusat Pengelolaan Ekoregion Sumatera.Hasil : Subjek penelitian sebanyak 572 anak. Berdasarkan laporan kualitas udara ambien Sumatera tahun 2014, rerata kualitas udara pada bulan Februari dan Maret menunjukkan kualitas udara buruk, sedangkan sepuluh bulan lainnya memiliki rerata kualitas udara baik. Dalam penelitian didapatkan rerata kejadian ISPA atas per bulan dengan kualitas udara buruk adalah 58,5 kasus. Rerata kejadian ISPA per bulan dengan kualitas udara baik adalah 45,5 kasus. Selanjutnya dilakukan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara kejadian kabut asap dengan kejadian ISPA pada anak. Penelitian ini menggunakan One Way Anovayang menunjukkan nilai p = 0,277(p > 0,05).Kesimpulan : Dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian kabut asap Riau dengan kejadian ISPA atas pada anak di RSUD Arifin Ahmad Kota Pekanbaru Riau. | en_US |
