dc.description.abstract | Diabetes mellitus adalah suatu gangguan metabolisme yang ditandai
dengan kenaikan kadar gula didalam darah. Terapi diabetes mellitus
membutuhkan waktu yang lama, bahkan harus dilakukan sepanjang hidup pasien.
Oleh karena itu, diperlukan pertimbangan-pertimbangan dari segi pemilihan obat
dan biaya terapi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas-biaya
penggunaan sulfonilurea-biguanid dibandingkan sulfonilurea-alpha glukosidase
inhibitor pada pasien diabetes mellitus tipe 2 rawat jalan di RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan
pengambilan data dari kartu rekam medik pasien secara retrospektif dan purposive
non random. Subyek penelitian merupakan pasien diabetes mellitus tipe 2 rawat
jalan tahun 2006. Data yang diambil meliputi identitas pasien (jenis kelamin dan
umur), diagnosa, antidiabetik oral dan obat komplikasi yang diberikan (macam
obat, dosis, dan frekuensi pemberian), kadar gula darah, pemeriksaan
laboratorium, dan rincian biaya terapi (biaya obat, biaya laboratorium, biaya
periksa, dan biaya pendaftaran). Data dianalisis secara deskriptif, efektivitas
dinilai berdasarkan persentase kadar gula darah puasa yang mencapai target, dan
cost-effectiveness berdasarkan ACER (Average Cost Effectiveness Ratio). Hasil
penelitian dari 100 pasien menunjukkan antidiabetik oral yang yang digunakan
adalah golongan sulfonilurea (49,52%), biguanid (37,74%), dan alpha glukosidase
inhibitor (27%). Pola terapi yang banyak diberikan yaitu sulfonilurea-biguanid
(73%) dan sulfonilurea-alpha glukosidase inhibitor (27%). Berdasarkan nilai
ACER, terapi kombinasi sulfonilurea-biguanid lebih cost-effective dibandingkan
dengan kombinasi sulfonilurea-alpha glukosidase inhibitor. | en_US |