| dc.description.abstract | Diare merupakan salah satu penyakit yang paling sering menyerang balita dan
anak-anak di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Dari daftar urutan penyebab kunjungan
Puskesmas/Balai Pengobatan, hampir selalu termasuk dalam kelompok 3 penyebab utama ke
Puskesmas. Kelompok umur yang paling rawan terkena diare adalah 2-3 tahun, walaupun banyak
juga ditemukan penderita yang usianya relatif muda yaitu antara 6 bulan–12 bulan. Pada usia ini
anak mulai mendapat makanan tambahan seperti makanan pendamping air susu ibu, sehingga
kemungkinan termakan makanan yang sudah terkontaminasi dengan agent penyebab penyakit
diare menjadi lebih besar. Selain itu anak juga sudah mampu bergerak kesana kemari sehingga
pada usia ini anak senang sekali memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya.
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu
dengan penanganan awal diare pada balita.
Metode Penelitian : Desain penelitian dengan menggunakan metode desktriptif analitik
melalui pendekatan cross sectional sampel 68 responden yang mempunyai balita di
Wilayah Puskesmas Airtiris Kampar. Analisis data dilakukan secara univariat, analisis
bivariate dengan chi square test dan analisis multivariat dengan menggunakan regresi
logistik berganda.
Hasil : Sebanyak 5 responden berpengetahuan baik dan sebanyak 63 responden
berpengetahuan buruk. Sedangkan untuk sikap, sebanyak 64 responden masuk dalam
kategori baik dan sebanyak 4 responden masuk dalam kategori buruk. Terdapat 2
responden masuk berperilaku baik dan sebanyak 66 responden berperilaku buruk. Dan
setelah dilakukan uji statistik chi squre diketahui bahwa variabel yang memiliki
hubungan bermakna terhadap kejadian diare adalah pengetahuan ibu (p = 0.170) dan
sikap (p = 0.620) dan prilaku (p = 0.204) .
Kesimpulan tidak terdapat hubungan antara pengetahuan ibu, sikap dan perilaku dengan
penanganan awal diare pada balita | en_US |
