Show simple item record

dc.contributor.advisordr. Miranti Dewi P. M.Sc.,
dc.contributor.authorOktaviani, Citra
dc.date.accessioned2020-12-22T08:17:30Z
dc.date.available2020-12-22T08:17:30Z
dc.date.issued2013-06-26
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/26085
dc.description.abstractDi Indonesia malaria menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang besar. Malaria masih ditemukan di seluruh daerah di Indonesia. Wilayah Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera termasuk dalam wilayah stratifikasi sedang berdasarkan API (Annual Parasite Incidence). Pada tahun 2011 Propinsi Kepulauan Riau merupakan salah satu propinsi yang termasuk dalam wilayah kegiatan The Global Fund to Fight AIDS, Tuberculosis and Malaria (GF ATM). Angka kejadian malaria di Kepulauan Riau mencapai 2.331 Jiwa pada tahun 2011. Di Wilayah kerja Puskesmas Tanjungbatu banyak terdapat lokasi yang dapat menjadi tempat perindukan atau berkembangbiaknya nyamuk Anopheles yaitu daerah pesisir pantai, bekas galian tambang timah, bekas galian pasir, rawa-rawa, hutan bakau dan perkebunan. Kondisi ini yang menyebabkan kasus malaria cukup tinggi setiap tahunnya di wilayah kerja Puskesmas Tanjungbatu. Tujuan : Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas Tanjungbatu, Kecamatan Kundur, Kabupaten Karimun, Propinsi Kepulauan Riau. Metode : Studi analitik yang bersifat observasional dengan menggunakan rancangan penelitian kasus-kontrol (Case-Control). Penentuan subjek penelitian dilakukan dengan cara Consecutive Sampling dengan jumlah kasus 76 responden dan kontrol 100 responden. Untuk analisis data menggunakan Uji Chi-Square Program SPSS Statistics 17. Hasil : Kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas Tanjungbatu ada hubungannya dengan kebiasaan pergi ke hutan/ berkebun/ bekerja pada malam hari (p=0,000), kondisi dinding rumah yang tidak rapat (p=0,000), penggunaan kawat kasa pada ventilasi rumah (p=0,014), jarak pantai dengan rumah (p=0,000), jarak kebun dengan rumah (p=0,014), jarak hutan bakau dengan rumah (p=0,001) dan kebiasaan menggunakan obat anti nyamuk (p=0,001). Berdasarkan hasil analisis multivariat kebiasaan pergi ke hutan/ berkebun/ bekerja pada malam hari adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian malaria (p=0,021) Kesimpulan : Terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara kebiasaan pergi ke hutan/ berkebun/ bekerja pada malam hari, kondisi dinding rumah yang tidak rapat, penggunaan kawat kasa pada ventilasi rumah, jarak pantai dengan rumah, jarak kebun dengan rumah, jarak hutan bakau dengan rumah dan kebiasaan menggunakan obat anti nyamuk dengan kejadian malaria di wilayah kerja Puskesmas Tanjungbatuen_US
dc.publisherUniversitas Islam Indonesiaen_US
dc.subjectPerilaku Masyarakaten_US
dc.subjectFaktor Risikoen_US
dc.subjectMalariaen_US
dc.titleFaktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Malaria Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungbatu, Kecamatan Kundur, Kabupaten Karimun, Propinsi Kepulauan Riauen_US
dc.typeThesisen_US
dc.Identifier.NIM10711017


Files in this item

FilesSizeFormatView

There are no files associated with this item.

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record