Show simple item record

dc.contributor.authorWidjaja, Junus
dc.contributor.authorAnastasia, Hayani
dc.contributor.authorOctaviani, Octaviani
dc.contributor.authorMaksud, Malonda
dc.date.accessioned2020-12-16T06:56:23Z
dc.date.available2020-12-16T06:56:23Z
dc.date.issued2020-11-18
dc.identifier.isbn978-623-6572-15-3
dc.identifier.urihttps://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/25919
dc.description.abstractLetak geografis Indonesia yang berupa kepulauan dan berada pada pertemuan beberapa lempeng tektonik yang bergerak aktif setiap tahunnya, hal ini membuat Indonesia menjadi daerah yang selalu menjadi daerah terkena bencana alam gempa bumi. Bencana alam yang berupa gempa bumi, tsunami dan likuifaksi pada tanggal 28 September 2018 telah melanda Sulawesi Tengah khususnya Kota Palu. Kementerian Kesehatan tahun 2011 menyatakan Kota Palu merupakan daerah bebas malaria. Akibat bencana alam kasus malaria dapat meningkat kembali karena terjadinya kerusakan lingkungan yang membentuk breeding place nyamuk. Hasil penelitian ditemukan breeding place Anopeles dikelurahan Petobo dan Balaroa di Kota Palu. Jenis breeding place berupa genangan air dan jenis jentik yang ditemukan yaitu jentik An.indefinitus dan An.vagus. Spesies Anoplehes yang ditemukan merupakan vektor malaria di Kota Palu. Saran Melaksanakan surveilans vektor malaria seperti spot survei dan longitudinal survei dan untuk pengendalian breeding place melakukan larvaciding dan penimbunan.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.titlePENGENDALIAN TEMPAT PERKEMBANGAN NYAMUK VEKTOR MALARIA PASCA GEMPA BUMI, TSUNAMI, DAN LIKUIFAKSI DI KOTA PALUen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record