Pemakaian Alat Sambung Claw Nailplate dan Knuckle Nailplate pada Kuda - Kuda Kayu
Abstract
Kuda - kuda merupakan bagian dari suatu konstruksi bangunan yang
fungsinya menopang penutup atap. Karena fungsinya yang sangat penting maka
perencanaannyapun haruslah diperhitungkan secara matang, baik itu yang terbuat
dari kayu, beton, baja, atau bahan lainnya.
Saat ini berkembang beberapa inovasi di bidang kuda - kuda. Baik itu
bentuknya maupun bahannya. Kuda - kuda system pryda merupakan salah satu
inovasi yang berkembang saat ini. Dan hal ini yang menjadikan dasar penulis
untuk meneliti saperti apakah prilaku kuda - kuda system pryda secara umum.
Sebagai pendahuluan dilakukan penelitian pendahuluan, yaitu meneliti
kekuatan kayu yang akan dipakai. Dalam penelitian ini digunakan kayu jenis
Bengkirai, karena jenis ini merupakan jenis yang banyak dipakai di lapangan
dengan tingkat kekuatan yang sangat baik. Uji yang dilakukan dalam uji
pendahuluan adalah menguji kuat desak kayu // serat, tarik kayu // serat, dan
geser kayu // serat. Selain menguji bahan dilakukan juga pengujian geser alat
sambung dan kuat tarik alat sambung. Untuk uji geser alat sambung,
menggunakan ukuran 6N8 untuk jenis knuckle nailplate, dan 6C4 unuk jenis claw
nailplate. Sedangkan untuk uji tarik alat sambung menggunakan 4N5 untuk jenis
knuckle nailplate dan 3C1H untuk jenis claw nailplate. Setelah dilakukan uji
pendahuluan barulah dilakukan uji kuda - kuda secara utuh. Ukuran kayu yang
dipakai adalah 4 cm/10 cm untuk batang atas dan bawah sedangkan untuk batang
tengah menggunakan ukuran 4 cm/7 cm. Pengujian kuda - kuda ini dibuat
menjadi dua contoh dengan salah satunya menggunakan alat sambung jenis
knuckle nailplate dan yang lain menggunakan jenis claw nailplate. Pengujian
yang dilakukan adalah berupa uji tekan pada titik buhul paling atas dengan beban
rencana sebesar 3450 N.
Setelah dilakukan pengujian tekan di laboratorium Mekanika Rekayasa,
didapat hasil bahwa kuda - kuda tersebut mampu menahan beban lebih besar
dari beban rencana. Untuk yang menggunakan alat sambung jenis claw nailplate
pada beban maksimum 4 T alat sambung pada dukungan sendi terjadi robek.
Sedangkan untuk yang menggunakan alat sambung jenis knuckle nailplate pada
beban maksimum 3,5 T alat sambung tidak sampai robek melainkan
menggelembung. Kondisi kayu keduanya dalam keadaan baik tidak sampai
terjadi kerusakan pada kayu. Namun untuk yang menggunakan alat sambung
jenis knuckle nailplate kayu pada batang atas mengalami tekukan ke samping.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa alat sambung jenis claw nailplate lebih
getas dibandingkan jenis knuckle nailplate.
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menginformasikan perilaku
masing - masing jenis alat sambung dan menentukan jenis alat sambung yang
paling tepat diantara knuckle nailplate dan claw nailplate dalam aplikasi di
lapangan.
Collections
- Civil Engineering [4192]