dc.description.abstract | Kelelahan otot adalah kegagalan otot untuk berkontraksi
setelah mendapat rangsangan yang sama. Peningkatan kelelahan otot
hampir berbanding lurus dengan penurunan glikogen otot. Adapun
metilxantin (kafein dan teofilin) mempunyai pengaruh dalam menghemat
penggunaan glikogen oleh tubuh.
Tujuan: Mengetahui ada tidaknya pengaruh pemberian teofilin dan kafein
dalam menunda kelelahan otot pada tikus Wistar dan mengetahui
perbedaan potensi antara teofilin dengan kafein dalam menunda
kelelahan otot yang ditunjukkan dengan perbedaan lama struggling.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan
rancangan post test only with control group yang dilakukan di laboratorium
Fisiologi FK UII Yogyakarta. Sebanyak 18 ekor tikus Wistar jantan dengan
berat 200-220 g (umur ± 3 bulan), Hb 11,5-16, dan PCV 35-51% dibagi
secara acak kedalam 3 kelompok, yaitu kelompok P1 (larutan teofilin
3,15% 1mL/KgBB), kelompok P2 (larutan kafein 3,78% 1mL/KgBB), dan
kelompok kontrol (aquades 1mL/KgBB). Kelelahan otot diukur
menggunakan forced swimming test dan dihitung lama struggling-nya
dalam detik. Data lama struggling antar kelompok dianalisis dengan uji
One Way Anova menggunakan software SPSS 17 for Windows.
Hasil: Rerata lama struggling (detik) tikus kelompok teofilin
(312,33 ± 15,92) dan kelompok kafein (286,83 ± 7,11) lebih tinggi
dibanding kelompok kontrol (140,33 ± 23,24). Uji one way anova
menunjukkan perbedaan lama struggling yang bermakna antar kelompok
tikus (p<0,05), uji lanjutan dengan uji bonferroni antara kelompok teofilin
dengan kelompok kafein menunjukkan tidak ada perbedaan lama
struggling yang bermakna (p>0,05).
Simpulan: Pemberian teofilin ataupun kafein pada tikus Wistar mampu
menunda kelelahan otot. Pemberian teofilin lebih efektif dibanding
pemberian kafein dalam menunda kelelahan otot tikus Wistar, meskipun
secara statistik efek ini sebanding. | en_US |