Hubungan Pola Asuh Orangtua Terhadap Kemampuan Interaksi Sosial Pada Anak Autis
Abstract
Kata autis berasal dari bahasa yunani ‘auto’ berarti sendiri
ditujukan kepada seseorang ketika dia menunjukkan gejala “hidup dalam
dunianya sendiri”. autisme merupakan salah satu gangguan perkembangan fungsi
otak yang bersifat pervasif, yaitu meliputi gangguan kognitif, bahasa, komunikasi,
dan gangguan interaksi sosial. Tanda-tanda autisme muncul pada tahun pertama
dan sebelum anak berusia 3 tahun. Pola asuh adalah cara orang tua dalam
mendidik dan membimbing anak yang dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya faktor sosial budaya, agama, kepercayaan dan keyakinan serta
kepribadian orang tua dalam keluarga. Secara umum jenis pola asuh dibedakan
menjadi permisif, otoriter dan demokratis.
Tujuan Penelitian: Mengidentifikasi adanya hubungan pola asuh orang tua
dengan kemampuan interaksi sosial pada anak autis.
Metode Penelitian: Pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik
korelasi dengan pendekatan cross-sectional.
Hasil: Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara pola asuh yang diterapkan orangtua dengan kemampuan
interaksi sosial pada anak autis yang menjalani perawatan dan terapi di Yayasan
Insan Peduli Autis (YIPA) Riau. Dalam penelitian ini, pola asuh yang diterapkan
responden orangtua secara umum dapat dikatakan cukup baik dengan
didapatkannya sekitar 58,3% orangtua yang memberikan kebebasan pada anak
untuk melakukan sesuatu dan 33,3% orangtua menyatakan sangat setuju dengan
pernyataan tersebut.
Kesimpulan: Pola asuh yang diterapkan orangtua ternyata tidak memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap kemampuan interaksi sosial pada anak autis.
Collections
- Medical Education [2279]